Home cerita Timbang-menimbang Pikiran, Jangan Sampai Rusak Iman
Timbang-menimbang Pikiran, Jangan Sampai Rusak Iman

Timbang-menimbang Pikiran, Jangan Sampai Rusak Iman

by Imam Nawawi

Asep tampak sangat kesal. Membaca berita seorang wanita yang setiap hari menjahili tetangga samping rumahnya. Apakah orang itu tidak bisa timbang-menimbang pikiran, yang itu bisa saja merusak iman dalam dadanya sendiri . Asep menggerutu.

Berita itu mengabarkan sosok wanita, yang tak lagi muda.

Meskipun begitu, perilakunya biadab. Setiap hari ia menyirami bagian depan pintu rumah sang tetangga dengan air kencing bahkan tinja.

Asep masih terus saja kesal. Sampai-sampai Bejo yang baru datang dan sedang melepas sepatu pun jadi kekesalan Asep.

Baca Juga: Inilah Rumus Hidup Bahagia

“Jo, baca ini, berita. Gak beres betul itu wanita.”

“Kumaha, Asep, kok marah-marah lagi,” Bejo menyahut.

Asep hendak menjawab. Namun Bejo sempat melihat berita yang tiga hari sebelumnya juga ia baca.

“Oh…soal wanita yang berperilaku buruk sama tetangga ya. Itu mah orang yang tidak kenal timbang-menimbang pikiran. Maunya saja yang ia pikirkan. Caranya pun salah. Hawa nafsu itulah pendeknya,” Bejo memberikan penjelasan.

Jalan Pintas

“Itu pelajaran, Jo, Sep,” Pak Daeng tiba-tiba datang.

“Jadi orang jangan serakah. Betul kata Bejo, hidup harus bisa timbang-menimbang pikiran,” Pak Daeng meneruskan tausiyahnya.

Asep memberikan pertanyaan. “Kenapa harus dengan cara seperti itu. Saya gak habis pikir, Pak Daeng.”

“Loh, orang yang pikirannya buruk tidak mungkin perbuatannya baik. Orang itu tidak akan melakukan apa-apa yang di luar pikirannya.”

Mendengar itu Asep manggut-manggut.

“Pak Daeng, bagaimana caranya kita gak salah berpikir dan bertindak seperti itu,” Bejo menimpali.

“Tak ada jalan lain, kendalikan diri. Kalau benci, harus bisa bertanya. Kenapa membenci. Apa yang saya benci. Orangnya atau perbuatannya. Kalau orangnya, berarti kita terjebak hawa nafsu. Yang harus kita benci itu perbuatan jahat.

Sebaliknya kalau cinta, tanyakan juga. Kenapa cinta. Yang saya cinta kebaikan pikiran dari perbuatan seseorang atau cinta asal saja, macam anak-anak muda yang senang sama artis Korea itu. Coba tanya, atas dasar apa mereka suka,” Pak Daeng berapi-api menjelaskan.

Aturan Tetangga

Bejo pun mengambil smartphonenya. Sejenak kemudian ia meng-on-kan speaker bluetooth baru milik Asep yang baru saja datang dari pengiriman e-commerce.

Suaranya jelas, bass enak dan nyaman dipakai mendengar konten Youtube.

Baca Lagi: Negara Bahagia

“Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Muslim).

Begitu suara seorang ustadz kondang yang Bejo pilih untuk memutarnya di Youtube.

“Nah, nah, nah.” Suara tiga orang itu serempak dengan telunjuk yang sama-sama mengarah ke bagian kepala tepat sebelah mata kanan masing-masing.

Ketiganya pun tertawa bersama, serentak, pas seperti paduan suara.

Pak Daeng kemudian berucap.

“Kita doakan semoga wanita itu bisa menyadari kekeliruannya. Dan, berita tentang dia jadi pelajaran bagi kita semua. Terhadap tetangga jangan mengganggu apalagi menyakiti hatinya. Bisa rusak iman di dada ini.”*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment