Home Kajian Utama Tiga Langkah Agar Selalu Optimis
3 Langkah Agar Selalu Optimis

Tiga Langkah Agar Selalu Optimis

by Mas Imam

Jika memperhatikan berita dan konten media sosial belakangan ini, maka kita dapati suatu kondisi yang amat menyayat hati. Berita kematian datang bertubi-tubi. Tetapi langkah optimis harus tetap kita miliki. Dan, inilah tiga langkah agar selalu optimis.

Pertama, tidak membaca kecuali yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Era digital, semua hal muncul ke permukaan. Dan, nada informasi yang mengupas sisi negatif dan materialis cenderung sangat banyak.

Terhadap informasi yang tidak membawa manfaat apalagi hanya berdampak negatif bagi psikologi, sebaiknya tinggalkan. Tetapi fakta tetap dipantau dan diamati.

Kedua, melihat peluang tetap survive. Di tengah pandemi seperti ini kita tidak cukup setiap saat hanya mengupdate berapa jumlah kasus meninggal karena Covid-19.

Baca Ini: Lihai Menyiasati Waktu

Langkah yang amat penting dilakukan justru bagaimana kita bisa survive, minimal stamina tubuh tetap prima. Apakah dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang direkomendasikan dokter. Hingga kalau memang ada jenis makanan yang perlu namun kita suka, maka berjuanglah untuk menyukai.

Ketiga, yakin setelah wabah datang berkah. Sifat dunia adalah dipergilirkan. Seperti siang yang datang silih berganti dengan malam. Selau bergantian.

Jadi, usai wabah insha Allah akan datang kehidupan yang lebih indah, lebih mudah dan yang terpenting lebih berkah, sehingga Indonesia dapat bangkit dan kembali pada jalur pembangunan yang komprehensif.

Sejarah

Pernahkah kita bayangkan bagaimana perasaan dan kesedihan yang kerap mendatangi kehidupan Nabi Muhammad kala masih kecil.

Lahir tanpa ayah, usia 6 tahun ibu meninggal dunia. Jadi, kalau beliau bermain dan misalnya kakinya tersandung dan berdarah, maka ia tidak bisa seperti teman-temannya yang tinggal bersuara, ayah, ibu. Nabi Muhammad kecil tidak mungkin melakukan itu. Kedua orangtuanya telah tiada.

Tetapi, satu hal yang beliau jaga dalam diri sebagai sebuah kekayaan adalah kejujuran. Hingga masyarakat kala itu memberikan gelar kepada beliau sebagai al-amin, orang yang paling bisa dipercaya.

Lihatlah kemudian apa yang bisa dilakukan oleh orang yang jujur ini?

Ia hidup bukan sekedar mendapat kepercayaan dari konglomerat yang selanjutnya menjadi istrinya. Tetapi beliau juga mampu menjadi penengah dalam konflik kepentingan para pemimpin suku Quraisy. Bahkan lebih jauh beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul.

Proses

Artinya, jangan tidak optimis apapun yang saat ini sedang terjadi dan menjadi sebuah fakta dalam hidup kita.

Wabah ini, tidak akan selamanya ada. Betapapun dikatakan ada orang yang senang wabah ini ada. Jadi, untuk apa takut, lemah semangat dan berpikir negatif.

Hadapi dan jalani kehidupan ini sesuai dengan tuntunan Islam. Insha Allah dengan proses yang demikian, Allah akan datangkan pertolongan.

Seperti kisah Nabi Muhammad SAW yang berat di waktu kecil namun akhirnya hidup menjadi inspirator dunia. Kita mungkin tidak akan seperti Nabi Muhammad dan tidak akan pernah bisa. Tetapi jalur hidup beliau penting untuk membangun mindset di dalam diri kita.

Seseorang menuliskan, “Wahai sobat, kesuksesan bukanlah tanpa kesengsaraan dan kegagalan. Bencana diberikan hanyalah untuk mengetahui ketangguhan seseorang dalam mempertahankan prinsip dan ketahanan daya bantingnya.”

Baca Juga: Berubah dengan Berkah di Pagi Hari

Ia melanjutkan, “Tidak ada orang yang mengenyam kebahagiaan kecuali orang-orang yang lelah, penat dan maksimal dalam usahanya.”

Dalam Islam itu dikenal dengan istilah jihad. Maka, bukti paling otentik seseorang punya optimisme ada pada semangat jihadnya, yakni semangat bersungguh-sungguh alias totalitas dengan apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala. Allahu a’lam.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment