Emosi sebenarnya bukan soal marah saja. Tapi sementara ini banyak orang memahami emosi itu adalah soal bara angkara yang bisa membakar apa saja.
Ketika Namrudz memerintahkan orang-orangnya membakar Nabi Ibrahim alayhissalam, ia telah kehilangan akal sehat. Sebabnya jelas, jiwa Namrudz terbakar emosi.
Begitu pun orang yang dalam hidup ini selalu ingin merugikan orang lain, ia sedang terbakar oleh emosi. Emosi yang membuat orang senang mencari musuh daripada persahabatan.
Dan, emosi dalam pandangan empirik adalah hal yang tidak kekal. Jadi, kalau ada orang terbakar emosi, sudahlah pasti ia rugi, hari ini dan nanti.
Baca Juga: Kesalingketergantungan
Sebab emosi hanya reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Orang bisa tiba-tiba merasa senang, marah ataupun takut.
Ahli mengatakan bahwa emosi memang lebih cepat berlalu dariapda suasana hati.
Iqra’ Bismirabbik
Lalu bagaimana cara mengatasi emosi dalam diri agar tidak membakar jiwa? Perbanyak membaca dengan konsep Iqra’ Bismirabbik.
Hal ini karena dalam memahami realitas, kejadian bahkan seseorang lengkap dengan sikap dan tabiatnya ktia akan masuk dengan kecanggihan melihat yang komprehensif hanya kala mengamalkan konsep Iqra’ Bismirabbik.
Sebagai contoh, ketika seseorang tidak bersalah tapi harus rela dirugikan itu tidak perlu terbakar emosi. Kalau ia mengerti bagaimana mengamalkan Iqra’ Bismirabbik.
Ibn Qayyim mengatakan, “Kebenaran itu akan selalu menang dan mendapat ujian, maka janganlah heran, sebab ini adalah sunnah Ar-Rhman (sunnatullah.”
Ungkapan itu memberi penegasan bahwa ketika seseorang aktif bergerak dan berjuang dalam kebenaran kemudian ia mendapat perlakuan buruk bahkan curang, maka ia tidak perlu emosi dengan membenci keadaan.
Sebab ia sadar, sunnatullah kebenaran memang ada yang tidak menyukai dan biasanya itu adalah orang yang punya kekuasaan. Ingat nama Namrudz yang saya sebut pada awal bahasan.
Dalam Rumah Tangga
Soal suami istri Iqra’ Bismirabbik jadikan seseorang tenang dan visioner dalam membangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Ketika banyak suami istri bertengkar bahkan berujung perceraian, maka hal itu terjadi bukan keduanya kehilangan ingatan tentang kebaikan. Mereka ingat bahkan sadar.
Tetapi kenapa sampai harus bertengkar, itu tidak lain karena satu sama lain mudah terbakar emosi, sehingga akal sehat menjadi tak berdaya.
Kalau suami istri mengamalkan Iqra’ Bismirabbik (membaca dengan nama Tuhan, yakni Allah) maka ia akan sadar bahwa suami dan istri itu tidak seharusnya bertengkar. Sesekali itu wajar. Kalau terus menerus itu benar-benar tidak sadar dan tidak mau belajar.
Alquran mengatakan suami-istri adalah pakaian untuk satu dan lainnya. Namanya pakaian ia selalu melekat, bahkan ada kancing yang mengikat.
Dalam kehidupan tidak ada peristiwa orang mencuri pakaian yang sedang orang kenakan. Hal itu menandakan bahwa suami istri harusnya intim, erat, dan dekat, sehingga satu sama lain saling menjaga, melindungi dan menghargai.
Kena;a banyak suami-istri tidak begitu, mugnkin ia lupa akan ayat Alquran, bahkan ia tidak tahu apa itu Iqra’ Bismirabbik.
Kenali Sebelum Rusak
Oleh karena itu mengenali emosi adalah bagian sangat penting dalam hdiup setiap orang.
Hla ini karena dampak emosi, terutama emosi negatif sangat destruktif.
Emosi negatif dapat merusak banyak sisi kehdupan seseorang, mulai keuangan, karir, hubungan dengan sesama bahkan hubungan dengan Tuhan.
Baca Lagi: Alquran dan Nalar Sehat
Jika itu terjadi, maka stres, depresi dan rasa tidak karuan akan datang mengganggu dan mencekik akal sehat dan kesadaran kita.
Mungkin inilah alasan mengapa negara maju, katakan seperti Jepang, walaupun otaknya cerdas, tapi jiwanya lemah dan akhirnya mudah sekali mengambil tindakan bunuh diri kala bertemu realtias yang tak pernah ia bayangkan dan tak bisa ia selesaikan.*