Home Artikel Tenangkan Hatimu Jangan Diresahkan Keinginan
Tenangkan Hatimu

Tenangkan Hatimu Jangan Diresahkan Keinginan

by Imam Nawawi

Merasa dirugikan, dihinakan, atau disepelekan adalah bagian dari ujian hidup. Setiap orang rasanya pernah mengalami hal semacam itu. Namun, sebagai seorang Muslim, kita penting menjadikan ujian ini sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menemukan kemuliaan hakiki.

Secara hakiki, karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah hina hanya karena seluruh orang kafir membenci dan menumpahkan stigma negatif. Justru mereka yang merasa mulia, sangat rendah di hadapan Allah SWT.

Meski demikian tak satupun orang mau menjadi objek kekejaman dan kezaliman. Naluriah jika orang bereaksi dan menuntut keadilan. Namun, tak semua hal harus kita respon sampai habis seluruh energi kita.

Karena secara hakiki kemuliaan seseorang tidak tergantung pada pendapat dan perlakuan orang lain. Tugas kita adalah fokus pada nilai-nilai Islam yang kita yakini.

Tenangkan Hati

Luangkan waktu untuk berhenti sejenak dan bernapas dalam-dalam.

Kenali perasaan diri sendiri tanpa terburu-buru bereaksi. Jangan biarkan amarah atau kesedihan mendominasi pikiran.

Kita bisa coba memperdalam upaya itu dengan menulis. Menulis di jurnal atau berbicara dengan orang terpercaya juga bisa membantu meredakan emosi.

Kendalikan hati untuk tak terbakar oleh emosi yang menyulut diri berpikir salah dan bertindak keliru. Jernihkan hati dan terus berjuang untuk berpikir secara mendalam. Lebih jauh berdzikirlah, meminta tolong kepada Allah SWT.

Meminta kepada Allah

Ketika dalam masalah atau himpitan duka, cobalah untuk tak hanya berpikir. Berdzikir perlu kita lakukan dengan maksud meminta pertolongan Allah SWT. Karena memang itu perintah yang menciptakan kita, Rabbul ‘Alamin.

Baca Juga: Raih Berkah dengan Fokus Kebaikan

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Sabar adalah kunci menghadapi hinaan atau kesulitan. Shalat dan doa adalah jalan untuk mencurahkan segala keluh kesah kepada Allah yang Maha Mendengar.

Jadi, kalau merasa hidup seperti terus disepelekan orang, salah satu jalan keluar, perbaiki shalat kita. Boleh curhat kepada sesama tapi jangan larut. Kita harus bangun dan hampar sajadah, mengadu kepada-Nya.

Dengan demikian, masalah hakikatnya jembatan menuju Allah. Perbaiki hati, tenangkan jiwa, persiapkan diri untuk banyak beramal, bermanfaat bagi manusia. Lalu, tunggulah bagaimana Allah memberikan jalan keluar bagi kita.

Secara prinsip, jangan biarkan rasa sakit menjadi penghalang. Gunakan pengalaman ini sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik.

Fokus pada langkah-langkah kecil menuju tujuan yang berarti, seperti belajar hal baru, memperbaiki hubungan, atau melakukan kegiatan yang bermanfaat. Dan, belajar untuk tidak selalu senang dengan pujian orang atau pun mudah tumbang karena cacian orang.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment