Belakangan manusia banyak yang kagum sama teknologi. Sebagian tenggelam dalam “kenyamanan” teknologi berupa media sosial, hingga lupa beribadah kepada Allah.
Selepas dari Cianjur pagi tadi saya menyempatkan waktu melihat beberapa tayangan konten tentang teknologi masa depan.
Ada tayangan yang menampilkan bagaimana ke depan manusia bisa pindah dari bumi ke planet lain, Mars salah satunya.
Kata naratornya, pindah ke Mars bukan mustahil. Bahkan katanya, kelak semua planet bisa manusia tinggali. Kala, teknologi berupa Quantum IA bisa diwujudkan.
Baca Juga: Kreatif Melihat Indonesia
Bahkan ada prediksi, kelak manusia akan dimusnahkan oleh teknologi itu sendiri, karena dinilai benar-benar tidak efisien. Tidak rasional mungkin, tetapi kita harus menolak atau menerima dengan logika dan tentu saja iman.
Kehancuran
Manusia memang Allah bekali perangkat canggih untuk bisa berpikir dan menciptakan teknologi. Kaum ‘Ad merupakan satu contoh.
Mereka sangat canggih dalam hal konstruksi. Tetapi kala mereka ingkar dan merajalela dengan dosa, Allah hancurkan mereka dengan seketika.
Bagi kaum ‘Ad boleh jadi teknologi yang akan mereka hasilkan terus maju dan maju, sampai-sampai luar biasa.
Karena itu mereka memandang Nabi Hud sebagai pihak yang tidak paham masa depan. Satu kata, tolak dakwahnya.
Tetapi apa faktanya? Allah membinasakan mereka dengan datangnya guntur, angin dan banjir.
Tahu apa yang kemudian terjadi, semua yang mereka hasilkan hancur menjadi seperti serbuk.
Alquran
Oleh karena itu ada satu pertanyaan penting kita ajukan, mengapa Allah memerintahkan kita banyak membaca Alquran. Tidak lain agar sadar siapa diri ini sebagai manusia.
Alquran yang memberikan penjelasan mengapa Allah hadirkan manusia di muka bumi ini, yakni beribadah kepada-Nya.
“Dan Aku tidak menciptakan jin serta manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Baca Lagi: Evaluasi Arah Pembangunan
Logikanya jadi sederhana, bahwa apapun yang manusia hasilkan, harusnya mendorong diri untuk lebih aktif beribadah. Bukan jadi manusia pongah.
Jadi, jangan pernah lengah. Manusia itu mau berpikir seperti apapun, statusnya tetap, dia hamba. Kalau melawan Tuhan, jelas itu sama dengan mengundang kebinasaan.*