Home Hikmah Tegarnya Nabi dalam Berdakwah: Menghadapi Penolakan dengan Hati yang Teguh
Tegarnya Nabi dalam Berdakwah: Menghadapi Penolakan dengan Hati yang Teguh

Tegarnya Nabi dalam Berdakwah: Menghadapi Penolakan dengan Hati yang Teguh

by Imam Nawawi

Senin, 19 Agustus 2024, saya menggeledah rak buku di rumah. Sampailah mata saya menangkap sebuah buku karya Martin Lings berjudul “Muhammad”. Buku itu membawaku menyelami momen-momen penting dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Di antara lembaran-lembarannya, tergambar jelas sebuah ujian yang beliau hadapi saat memulai dakwah secara terbuka. Beliau benar-benar tegar dan teguh hati dalam menghadapi tantangan dakwah.

Bayangkan, betapa besar harapan Nabi saat mengundang keluarga besarnya untuk makan malam. Beliau telah menerima wahyu untuk menyampaikan risalah secara terang-terangan.

Dengan penuh cinta dan harap, beliau menyiapkan hidangan terbaik, dibantu oleh Ali bin Abi Thalib yang masih belia. Namun, malam pertama berakhir dengan kekecewaan. Abu Lahab, paman beliau, menuduh hidangan tersebut mengandung sihir. Suasana pun menjadi tegang, dan para tamu bubar.

Coba Lagi

Esok malamnya, Nabi kembali mengumpulkan keluarganya. Tak mau kalah, beliau mencoba lagi.

Kali ini, beliau berhasil menyampaikan risalahnya: bahwa beliau adalah Nabi dan Rasul, membawa ajaran terbaik bagi umat manusia.

Dengan hati penuh harap, beliau bertanya, “Siapa yang mau menjadi sahabat, penolong, dan pelaksana tugasku?” Semua terdiam. Hening. Hingga akhirnya, Ali, dengan keberanian seorang pemuda, mengangkat tangannya. “Aku siap menjadi penolongmu, wahai Rasulullah,” ucapnya tegas.

Nabi Muhammad SAW menepuk pundak Ali dengan penuh kasih. “Inilah dia penolongku, sahabatku, dan pelaksana tugasku. Mulai sekarang taatilah dia.”

Namun, sebagian keluarga yang ingkar hanya bisa mencemooh. “Abu Thalib, mulai sekarang kamu harus taat pada putramu sendiri, Ali!” tawa mereka pecah, menggema di ruangan.

Kuatnya Hati Nabi

Dapatkah kita bayangkan, bagaimana perasaan Nabi saat itu? Beliau baru saja menyampaikan kebenaran yang agung, namun disambut dengan ejekan dan penolakan dari orang-orang terdekatnya. Tetapi demikianlah, Nabi sangat kuat hatinya menerima kenyataan itu.

Namun, Nabi Muhammad SAW tidak goyah. Beliau tetap tegar, teguh pada keyakinannya. Ketabahan beliau mengajarkan kita, bahwa jalan dakwah tidak selalu mudah. Akan ada ujian, penolakan, bahkan cemoohan.

Namun, dengan hati yang tulus dan keyakinan yang kuat, kita dapat menghadapi segala rintangan.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya keteguhan hati dalam menyebarkan kebaikan. Seperti Nabi Muhammad SAW, marilah kita terus berjuang, menyebarkan kasih sayang dan kebenaran, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Semoga kita semua dapat meneladani ketegaran beliau, dan menjadi penerang bagi dunia di sekitar kita.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment