Mas Imam Nawawi

- Kajian Utama

Taubat: Jalan Balik Arah Menuju Berkah

Sering kali, manusia tergesa-gesa dalam membuat keputusan. Mengikuti investasi yang ternyata bodong, bergabung dengan koperasi yang hasilnya tak sesuai harapan (terjadi penipuan), atau bahkan menjadi pelaku yang tanpa sadar menjerat orang lain ke dalam jebakan. Bahkan mungkin berjanji dan tidak bisa menepati lalu tidak sanggup membangun komunikasi menjernihkan persoalan. Pada akhirnya, saat kesadaran muncul, jiwa […]

Jadi, mari bertaubat, semoga Allah membantu kita semua lepas dari keburukan dan menjadi lebih baik, serta dapat menikmati kebaikan-kebaikan yang Allah cintai

Sering kali, manusia tergesa-gesa dalam membuat keputusan. Mengikuti investasi yang ternyata bodong, bergabung dengan koperasi yang hasilnya tak sesuai harapan (terjadi penipuan), atau bahkan menjadi pelaku yang tanpa sadar menjerat orang lain ke dalam jebakan. Bahkan mungkin berjanji dan tidak bisa menepati lalu tidak sanggup membangun komunikasi menjernihkan persoalan.

Pada akhirnya, saat kesadaran muncul, jiwa sering kali dilanda rasa tertekan, stres, dan ketidaktenangan. Beruntungnya, Islam menawarkan konsep taubat—sebuah jalan untuk kembali dan memperbaiki arah hidup demi berkah yang lebih besar.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim ayat ke-8.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: ‘Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’.”

Pesan ayat ini mengajak kita untuk segera kembali kepada ketaatan kepada Allah.

Caranya yaitu dengan berbalik arah dari keburukan, kezaliman, dan maksiat menuju kebaikan, keadilan dan ketaatan.

Semua itu adalah langkah awal menuju pintu ampunan-Nya.

Dengan berhenti melakukan dosa, Allah akan menghapus keburukan amal kita dan menggantinya dengan kebaikan yang mengangkat derajat.

Makna

Umar, Ubay, dan Muadz ra, menerangkan taubat nasuha adalah sikap meninggalkan dosa sebagaimana air susu yang tidak akan pernah kembali ke dalam payudara.

Artinya, sungguh-sungguh seseorang meninggalkan keburukan. Ia benar-benar mentas dan berlari sekuat tenaga menuju kondisi baru yang Allah ridha.

Baca Lagi: Menyepelekan Jiwa, Artinya Mengorbankan Masa Depan Bahagia

Hasan Al-Bashri menerangkan, taubat nasuha artinya seseorang menyesal atas dosa yang telah dilakukannya pada masa lalu, kemudian ia memantapkan hatinya untuk tidak kembali, mengulangi perbuatan dosanya. (Lihat buku “Ya Allah, Mohon Selalu Jaga Hatiku” karya Dr. H. Abdul Wahid, M. Ag).

Sederhana

Kehidupan Muslim sebetulnya sederhana: ketika kita menyadari kesalahan, segera hentikan. Berbaliklah ke arah kebaikan dan mulai disiplin membangun kebiasaan positif.

Taubat bukanlah proses yang instan, namun setiap langkah menuju kebaikan adalah bagian dari perjalanan tersebut.

Segera

Memang, perubahan membutuhkan waktu. Namun, jangan jadikan lamanya proses sebagai alasan untuk menunda.

Waktu terus berjalan tanpa henti, dan tidak akan menunggu sampai kita siap.

Oleh karena itu, mari mulai sekarang, jangan ragu untuk memasuki proses taubat.

Arahkan kembali hidup ini menuju jalan yang lebih baik, karena setiap perubahan kecil adalah langkah mendekatkan diri pada keberkahan yang abadi.

Ingat, dalam hidup ini, yang memegang urusan dunia dan seluruh isinya adalah Allah. Kalau kita dekat dengan Allah, terus berupaya menjadi lebih baik, sangat mungkin Allah membebaskan beban-beban hidup kita dengan kekuatan-Nya. Sesuatu yang tak pernah kita duga, namun benar-benar nyata.

Jadi, mari bertaubat, semoga Allah membantu kita semua lepas dari keburukan dan menjadi lebih baik, serta dapat menikmati kebaikan-kebaikan yang Allah cintai.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *