Saat rakyat Palestina mengencangkan gerakan perjuangan kemerdekaannya, kemudian umat Islam di Indonesia mendukung, sebagian ada yang besuara dengan gaya oleng. Tapi idealnya kita tahu mana suara bermutu mana suara gonggongan belaka.
Salman Al-Audah dalam bukunya, “Terimakasih Musuhku” mengatakan suara gerobak yang kosong akan jauh berisik dibanding suara gerobak yang berisi muatan.
Dalam istilah bangsa kita, “Tong kosong nyaring bunyinya.” Itu artinya suaranya seolah-olah kencang, penuh perhatian dan kepedulian, namun kosong dari kesungguhan, kecerdasan dan kemanusiaan itu sendiri.
Baca Juga: Banjir Dukungan untuk Palestina
Terbukti, semua suara berisik itu begitu mudah ditepis. Tak perlu dengan bukti dan narasi, cukup dengan konstitusi dan sila kedua Pancasila itu sendiri, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”
Abaikan
Sayangnya sebagian kita termasuk sangat mudah atau mungkin tertarik memberikan respon pada suara-suara tak berguna seperti itu.
Mau dibiarkan memang janggal, irasional dan tentu saja mengganggu. Akan tetapi kita harus belajar mengabaikan dan fokus pada yang prioritas.
Hal ini karena suara itu memang tak laak diladeni. Disaat yang sama, dijawab pun yang bertanya belum tentu mau mengubah sudut pandang apalagi cara pandangnya. Jadi, kemungkinannya hanya menghabiskan waktu dan energi.
Tepat memang ungkapan yang mengatakan, “Biarkan anjing menggongogong, kafilah tetap berlalu.”
Kita harus belajar menerapkan itu agar tak terlalu lama berhenti apalagi malah balik mundur hidup dengan cara berpikir yang rusak begitu.
Nasihat
Siang tadi saya berkesempatan hadir dalam Konferensi Pers untuk Palestina yang diadakan oleh Forum Zakat di Hotel Sofyan Jakarta Pusat.
Satu narasumber yang hadir adalah Ustadz Nashirul Haq (UNH). Beliau mengeluarkan sebuah nasihat tepat.
Bahwa terhadap masalah Palestina kita tidak usah bertanya bagaimana sikap negara-negara Arab. Atau bertanya soal internal di Palestina yang mengapa demikian dan demikian.
Baca Juga: Mulai Sadar Perlu Deeskalasi
Sebagai manusia dan muslim sekaligus sangat baik jika kita mengedepankan sikap solidaritas ini karena ketulusan, kesadaran dan keimanan, sehingga tidak usah menunggu orang peduli baru kita juga bergerak peduli. Itu tidak perlu.
Dengan demikian, langkah yang tepat kita ambil adalah bergerak peduli dan terus membantu.
Sekarang gencatan senjata telah disepakati, semoga akses ke Gaza dan Palestina secara umum bisa dibuka, dimana relawan medis, kemanusiaan dapat segera masuk memberikan bantuan kepada rakyat Palsetina.
Kalau mau bersuara, maka serulah sebanyak-banyak manusia membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan tindakan nyata dan doa yang terus menerus. Tak ada waktu untuk melayani pengganggu yang mengeluarkan suara-suara tak bermutu.*
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah