Home Kajian Utama Tak Mudah Namun Penuh Berkah, Konsistenlah Jangan Goyah!
Tak Mudah Namun Penuh Berkah

Tak Mudah Namun Penuh Berkah, Konsistenlah Jangan Goyah!

by Imam Nawawi

Siapa dari kita yang belum pernah mendengar keterangan dari Nabi SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain? Dan, jalan untuk menjadi orang seperti itu sangat luas, termasuk memilih jalan fokus mendidik, mengkader anak bangsa untuk masa depan umat, bangsa dan negara. Tetapi tidak usah diperdebatkan, jalan itu tidak mudah. Hanya orang yang paham ada berkah dalam jalan itu yang siap menekuni.

Mungkin HOS Tjokroaminoto tidak perlu bersusah payah melahirkan anak-anak muda hebat dengan visi Indonesia merdeka jika yang ia harapkan hanya bisa makan dan kerja enak. Punya rumah ada gaji sampai masa tua, cukup.

Tetapi Tjokroaminoto tak melihat hidup sebatas itu. Maka ia mendidik anak bangsa, sampai lahir sosok besar seperti Soekarno.

Siapa yang bisa menolak bahwa hadirnya Soekarno adalah amal bakti Tjokroaminoto untuk negeri?

Baca Juga: Pandangan Ustadz Abdullah Said Perihal Pembangunan yang Utama

Lebih jauh, mungkin Tjokroaminoto tak perlu susah payah berlatih kepemimpinan hingga bisa menjadi penggerak utama organisasi politik pertama di Indonesia, yakni Sarekat Dagang Islam atau Sarekat Islam.

Abdullah Said

Sebagian orang mungkin tak begitu familiar dengan Abdullah Said, pendiri Hidayatullah.

Namun, bagi para kader dan penerus perjuangannya, sosok itu adalah pribadi yang tak memiliki ruang dalam akal dan hatinya, kecuali untuk kemajuan umat, bangsa dan negara.

Sejak 1973 mendirikan Pesantren Hidayatullah di Balikpapan, yang kini pesantren itu menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, berapa anak yatim dan dhuafa yang terantar menjadi pemimpin dakwah hari ini.

Orang-orang seperti itu adalah orang yang rela menempuh jalan sunyi dari gemuruh materi. Namun, langkah mereka secara pasti, seiring waktu yang berjalan, menjadikan banyak orang terdidik karena idealisme dan kerja-kerja nyata mereka dalam melahirkan manusia yang punya visi, mau berkorban dan siap berjuang.

Pendidikan

Jadi, kalau kita mau tarik ke dalam realitas terkini, katakanlah dunia pendidikan dan perkaderan, sebenarnya kita mau menjadi siapa, pribadi yang bagaimana dan menghendaki keuntungan yang seperti apa?

Sekiranya jalan kebaikan dan kemuliaan itu semudah menggoreng kerupuk, tentu dunia ini tak perlu menghadapi krisis besar seperti sekarang.

Dan, kalu kita tanyakan hati yang terdalam, dunia sekarang membutuhkan apa?

Mungkin sebagian besar kita sepakat, membutuhkan generasi yang siap memimpin, mengubah keadaan buruk hari ini menjadi baik di masa depan.

Pertanyaannya lagi, apakah pemimpin itu akan lahir dengan sendirinya?

Atau, justru kita yang harus aktif memikirkan, mengusahakan, bagaimana pemimpin itu bisa kita hadirkan bersama-sama?

Pada tahap inilah kita harus paham, menjawab masalah itu tidak mudah. Namun ada berkah bagi orang yang tak mundur dari arena perjuangan melahirkan manusia-manusia hebat di masa mendatang.

Baca Lagi: Merawat Cita-Cita Kita

Dan, sebagai bahan refleksi saat ini, sudahkah kita dalam keseharian ini benar-benar berpikir tentang siapa penerus perjuangan kebaikan ini? Lebih konkret, siapa sosok yang layak memimpin ke depan?*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment