Mas Imam Nawawi

- Berita

Suku di Mentawai, Baduy dan Lauje Bahagia Lebaran Bersama Dai Tangguh BMH

Saat kita bahagia bisa mudik, berlebaran di kampung halaman, ada sebagian saudara kita memilih tetap mengabdi di ruang-ruang sunyi, bahkan dari paparan sinyal internet. Mereka memastikan diri hadir mendampingi Lebaran masyarakat suku pedalaman; suku di Mentawai, Baduy di Lebak dan Lauje di Sulawesi Tengah. Mereka adalah dai tangguh BMH. Sahabat saya mengirimkan data untuk jadi […]

Suku di Mentawai, Baduy dan Lauje Bahagia Lebaran Bersama Dai Tangguh BMH

Saat kita bahagia bisa mudik, berlebaran di kampung halaman, ada sebagian saudara kita memilih tetap mengabdi di ruang-ruang sunyi, bahkan dari paparan sinyal internet. Mereka memastikan diri hadir mendampingi Lebaran masyarakat suku pedalaman; suku di Mentawai, Baduy di Lebak dan Lauje di Sulawesi Tengah. Mereka adalah dai tangguh BMH.

Sahabat saya mengirimkan data untuk jadi berita dari Mentawai. Ustadz Ledifal, sosok dai muda, yang dahulu sempat menjadi “murid” saya kala menimba ilmu di STIE Hidayatullah Depok tampak penuh khidmat membacakan Khutbah Idul Fitri di hadapan ratusan jama’ah putra dan putri.

Saya tidak bertanya, siapa yang menulis data itu, tapi saya yakin itu adalah buah pikiran Ustadz Ledifal. Sosok yang pernah belajar menulis dari Kang Maman saat pembekalan dai tangguh BMH bareng YBM BRILiaN setahun silam.

Kemudian ada Ustadz Maghfur, sosok Ketua DPW Hidayatullah Banten yang juga meninting cahaya iman sampai ke saudara kita Baduy di Lebak. Dai tangguh yang merupakan jebolan STIS Hidayatullah Balikpapan itu tentu punya alasan mengapa tidak memilih khotbah di Kota Serang ataupun Tangerang.

Pun demikian dengan Ustadz Junaidi di Suku Lauje, Sulawesi Tengah. Sekalipun tak mengambil posisi sebagai khotib, ia tetap orang yang paling berpengaruh dalam pembinaan masyarakat suku tersebut. Karena memang dari hari ke hari, mulai dari belajar membaca Alquran, berlatih wudhu dan shalat, hingga berkonsultasi soal-soal rumah tangga. Semua menjadi rangkaian kegiatan yang rutin dijalani.

Baca Juga: Raih Bahagia dalam Dakwah

Hal itu lumrah saja. Karena bagi mereka, dai di pedalaman laksana “doraemon” yang mereka anggap punya segala jawaban atas setiap persoalan. Lucu, tapi nyata.

Dukung

Terhadap upaya mereka, langkah yang bisa kita ambil adalah memberikan dukungan. Caranya simpel, bisa melalui zakat, infak dan sedekah melalui Laznas BMH.

Kenapa harus didukung? Setidaknya ada beberapa alasan.

Pertama, dai pedalaman adalah orang yang dalam sunyi ikut mengupayakan terwujudnya amanah konstitusi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan terbaik dalam Islam adalah akhlak. Jadi, dakwah dan pengajian mereka harus kita support.

Kedua, dai pedalaman memilih jalan terjal untuk kemuliaan. Para dai tangguh itu bukan tak pernah hidup di kota. Sebagian kuliah di perkotaan.

Namun karena kuatnya pilihan hidup, mereka rela tinggal di pedalaman. Yang penting hidup bermanfaat bagi sesama. Artinya mereka orang yang punya niat mulia untuk bangsa dan negeri ini.

Ketiga, para dai pedalaman adalah orang yang meneruskan risalah dakwah. Kita tahu, pedalaman adalah titik yang semua terbatas, sinyal internet pun belum leluasa mengitari langit pedalaman.

Itu berarti para dai menjadi cahaya, suluh, atau pun lentera bagi masyarakat yang terbatas akses terhadap ilmu, buku dan literasi. Para dai itulah pusat literasi masyarakat pedalaman.

Indonesia Emas

Saat bangsa ini punya visi ke depan dengan jargon 2045 Indonesia Emas, rasanya belum banyak yang berbicara bagaimana masyarakat pedalaman kita ajak maju dan berdaya.

Baca Lagi: Laznas BMH yang Kian Dipercaya

Tetapi tidak perlu khawatir, selama ada dai di pedalaman, ide apapun siap mereka jalankan. Karena bagaimanapu dai-dai di pedalaman adalah ujung tombak pendidikan masyarakat.

Dan, seperti kita tahu, tidak mungkin kita mewujudkan Indonesia Emas tanpa memberikan perhatian memadai kepada masyarakat pedalaman. Dengan demikian, program dai tangguh BMH tidak saja menarik, tetapi sangat strategis dan berkelanjutan.

Apalagi yang bisa kita nyatakan selain daripada membantu, mendukung dan menguatkan?*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *