Nama Ahmad Munjizun (31) kini jadi perbincangan jagad negeri. Pasalnya ia adalah sosok yang kala kecil suka dengan hewan ternak dan kini berhasil jadi doktor dari North Carolina State University, Amerika Serikat.
Ayah dari Munjizun, Muhammad Hijazi (64) menceritakan bagaimana masa kecil putranya yang membanggakan bangsa Indonesia itu.
Baca Juga: Belajar Huruf Abad 21
Jizun, panggilan sang peraih doktor itu, sangat senang merawat hewan ternak, terutama sebelum kuliah di Universitas Negeri Mataram. Meski begitu kegemaran Jizun adalah belajar matematika.
“Jadi selain gemar merawat kuda dan sapi dia sangat gemar belajar matematika,” ujar sang ayah.
Sempat Jizun mendaftar di Fakultas Pendidikan ambil matematika, tetapi belum berhasil. Kemudian mendaftar lagi di Fakultas Peternakan Unram dan berhasil diterima serta lulus tepat waktu.
Tekun Belajar
Sejak kecil Jizun memang tekun belajar, ia selalu berhasil menjadi juara kelas.
Ketika masih kuliah ia mendapat kesempatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke Australia pada 2018-2019.
Dari kesempatan PKL itulah Jizun memaksimalkan untuk belajar bahasa Inggris di Mataram agar lulus ikut PKL.
Sebagaimana di Mataram, di Australia pun Jizun sempat mengurus kuda. Kemudian ia mendapat tantangan menunggang kuda oleh petugas Australia. Dan, itu bukan masalah, Jizun berhasil menunggang kuda.
Jizun pun melanjutkan S2 di Australia melalui jalur beasiswa LPDP. Dan, kemudian beberapa dosen mendorong Jizun ambil S3 ke Amerika.
Ibu dari Jizun, Ayunanti menjelaskan bahwa puteranya itu juga mahir membaca kitab kuning di kampung. Tidak heran jika Jizun sekarang tampak pandai berpidato kala pemberian gelar doktor.
Jizun berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy in Animal Science dengan tempo tiga tahun.
Motivasi Tinggi
Sang ayah selalu memberikan semangat kepada Jizun agar dalam belajar benar-benar memiliki taget menguasai ilmu pengetahuan yang tengah dipelajari.
Baca Lagi: Pemuda Mau Kemana?
“Saya bilang dengan ilmu pengetahuan itu adalah cara beradaptasi dengan Allah, manusia dan alam. Jadi kalau mau beradaptasi itu kita harus kuasai ilmu pengetahuan,” ujar ayah Jizun, Umar, seperti dilansir detik.com.
Ini tentu saja bukan sebatas motivasi biasa, tetapi motivasi tinggi yang benar-benar menjadi energi Jizun.
Mungkin hal itulah yang menjadikan Jizun tekun belajar, bukan sekadar menjadi tahu, tetapi benar-benar tahu, paham dengan mendalam, sehingga melahirkan rasa ingin tahu yang tak pernah kering.*