Pikiran anak seringkali kurang mendapat perhatian memadai dari orangtua. Dan, ternyata ketika mereka kita dukung untuk menuangkan pikiran dan isi hatinya, hasilnya Subhanallah. Ini dia kisah isi pikiran anak kelas 3 SD.
Baca Juga: Belum 6 Tahun 54% Anak Indonesia Main Media Sosial
Anak ini sangat eksploratif terhadap banyak hal. Satu yang tidak ia miliki seperti anak pada umumnya ialah kemampuannya berkonsentrasi. Karena energi untuk bergeraknya begitu tinggi.
Namun, saat pagi ini saya minta dia menuangkan isi hati dan pikirannya dalam sebuah tulisan. Hasilnya cukup membahagiakan. Berikut tulisannya.
Pikiran Tentang Game
Saya akan kutipkan langsung tulisan hasil pikiran dia, tanpa memberikan sentuhan kecuali EYD-nya saja.
“Tentang game. Jadi game itu sangat myenangkan bagi anak-anak yang berusia 6 – 8 tahun, seperti saya.
Dan, jadi menurutku yang membuat game sangat digemari banyak anak bahkan orang (dewasa) adalah karena game itu membuat mereka tidak tahu kalau game itu sangat tidak baik untuk masa depan anak-anak.”
Kemudian ia menuturkan pengalamannya sendiri.
“Saat saya bermain game saya cukup senang bermain game.
(Kenapa?) Karena saya belum tahu ada radiasi yang membuat mata itu rusak. Sebelum saya mengetahui hal tersebut saya cukup lama bermain game. Bahkan saya pernah begadang hanya untuk main game.”
Jadi, kesimpulan saya jangan terlalu banyak main game. Dan, waktu itu diatur dengan sebaik-baiknya.
Saya pun mulai hari ini akan lebih banyak membaca dan menjauhkan diri dari bermain game. Semoga Allah membeikan saya kekuatan.”
Fitrah Anak
Tentu saja kesadaran itu belum sepenuhnya menghasilkan kekuatan untuk anak benar-benar keluar dari keinginan bermain game. Tapi kesadaran itu sudah modal dan bukti bahwa anak memiliki fitrah yang masih kuat.
Ustadz Fauzil Adhim mengatakan bahwa orientasi dalam mendidik anak seharusnya adalah surga. Karena Alquran mendorong ayah dan ibu memelihara diri dan keluarga dari api neraka.
Baca Lagi: Masa Depan Anak Kita
Fitrah kata penulis parenting itu berarti perjanjian, hanif atau lurus. Nah, orangtua berkewajiban menjaga fitrah itu.
Harapannya anak yang tumbuh dan besar di atas fitrah Islam hingga akhir hayatnya Insha Allah menjadi generasi surgawi.*