Setiap Subuh selama 11 hari Ramadan ini saya bisa ikut Halaqah Ta’lim di Masjid Ummul Quro Depok. Tadi pagi (11/3) sampai pada ayat ke-22 Surah Ar-Ra’du. Isinya masih lanjutan tentang kriteria ulul albab. Ulul albab adalah derajat spiritualitas seseorang yang mampu membentuk pribadi berkualitas.
Orang yang sampai pada level ulul albab pada ayat itu adalah yang mampu bersabar dalam mencari ridha Allah. Kemudian disiplin mendirikan shalat. Rela memberikan infak atau sedekah. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Lebih jauh juga terdorong menghadapi keburukan dengan kebaikan.
Tidak saja kriterianya, ulul albab kata Allah akan memperoleh akhir kehidupan yang baik, dunia maupun akhirat.
Spiritualitas Membentuk Akhlak
Dari tadabbur yang Ust. Aziz QM paparkan pada ayat itu, yang saya sangat tertarik adalah bagaimana orang yang punya spiritualitas mampu menghadapi keburukan dengan kebaikan.
“Jadi kalau ada orang yang ia berkata bahwa dirinya akan baik kalau orang baik kepada dirinya. Dan, akan lebih jahat kalau orang berbuat buruk kepada dirinya. Maka sebenarnya dia itu orang jahat,” urai beliau.
Pada level ini, kita bisa memahami bahwa spiritualitas mendorong manusia bertindak bukan atas dasar aksi-reaksi semata. Akan tetapi mengedepankan respon yang kualitasnya baik dalam pandangan Allah SWT.
Gus Baha juga menerangkan hal itu. Kalau seseorang baik karena orang lain baik itu biasa. Tetapi kalau orang itu baik kepada orang yang jahat kepada dirinya, itulah orang yang merdeka. Perilakunya tidak didikte oleh manusia tapi oleh Allah SWT.
Dengan demikian spiritualitas itu memang memandu diri setiap orang sampai pada level kualitas akhlak. Karena hidup bukan untuk menang-menangan. Akan tetapi lebih dalam, hidup adalah untuk menjadi insan yang terbaik amal perbuatannya.
Mujahadah
Jadi apa yang harus kita lakukan dalam hidup ini? Mujahadah menjadi pribadi yang punya kecerdasan spiritual.
Mujahadah secara bahasa artinya perang. Dalam istilah syariat, mujahadah maknanya berperang melawan musuh Allah. Secara hakikat, mujahadah adalah memerangi hawa nafsu yang mengajak pada keburukan.
Oleh karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa mujahadah maksudnya adalah memilih membangkang terhadap hawa nafsu.
Nah, dengan sering membaca, tilawah, tadabbur Alquran, kemungkinan kita mendapat penguatan spiritual akan sangat terbuka. Kita tinggal punya mujahadah.
Syaikh Abu Ali Ad-Daqqaq berkata, “Barang siapa menghiasi sisi lahirnya dengan mujahadah, maka Allah akan menghiasi sisi batinnya dengan cahaya musyahadah (menyaksikan Allah dengan benar).*