Emma Watson awal Januari 2022 mengunggah ulang foto protes pro-Palestina di Instagram dengan caption “Solidaritas adalah kata kerja” tertulis di atasnya. Postingan itu menuai kritik dari Gilard Erdan, duta besar Israel untuk PBB.Erdan mengatakan “Fiksi mungkin berhasil di Harry Potter tetapi tidak berhasil di alam kenyataan. Jika itu terjadi shir yang digunakan di dunia sihir bisa menghilangkan kejahatan Hamas.”
Namun tak dinyana, ternyata apa yang dilakukan model asal London itu mendapat dukungan dari pihak lain, yakni sebanyak 40 tokoh dari dunia film juga merilis pernyataan bersama guna mendukung Emma Watson menyuarakan solidaritas Palestina.
“Kami bergabung dengan Emma Watson untuk mendukung pernyataan sederhana bahwa ‘solidaritas adalah kata kerja’, termasuk solidaritas yang berarti dengan orang-orang Palestina yang berjuang untuk hak asasi mereka di bawah hukum internasional,” demikian bunyi pernyataan yang diinisiasi Artist For Palestine UK seperti dirilis oleh Republika.
Fakta ini semakin mendorong dunia untuk melihat Palestina sebagai negara yang sejauh ini belum mendapatkan hak-haknya untuk dihormati, dihargai dan tentu saja dilindungi dan dijaga kedaulatannya.
Baca Lagi: Apa Hebatnya Orang Palestina?
Ketika para tokoh film mulai memberikan suara terhadap Palestina maka itu berarti dunia akan mengalami satu perubahan cara melihat Palestina dan tentu juga terhadap Israel.
Jadi cukup beralasan jika kemudian unggahan yang hanya mengatakan bahwa “Solidarity is Verb” untuk Palestina mengundang reaksi dari pihak Israel itu sendiri.
Analisis Adian Husaini
Ia menuliskan bahwa sejak awal berdiri sebagai negara Yahudi Israel, 14 Mei 1948 Zionis Israel memang menekankan perhatiannya pada logika kekuatan.
“Bagi mereka kekuatan adalah segala-galanya dalam mewujudkan keinginan dan ambisi-ambisi mereka khususnya dalam mempertahankan pendudukan terhadap wilayah Palestina.’
Kemudian, ungkapan dari sang dubes Israel di PBB Adian menulai sebagai hal biasa. “Dari tahun ke tahun masyarakat internasional secara rutin disuguhi penggunaan kekerasan Israel terhadap Palestina.”
Penulis buku Wajah Peradaban Barat itu kemudian memberikan data bahwa pada tahun 2005 terjadi peristiwa penting berupa pembunuhan dua tokoh Hamas.
“Ketika itu, dua tokoh puncak Hamas dibunuh dengan serangan helikopter. Pada 22 Maret 2005, Syekh Ahmad Yasin, meninggal dirudal helikopter Israel. Sabtu, 17 April 2005 giliran Abdul Aziz Rantisi dibunuh Israel dengan cara serupa.”
Puncaknya, Adian menjelaskan dengan gamblang. “Jadi, kekerasan yang digunakan Israel, pada akhirnya justru merugikan posisi mereka sendiri di dunia internasional.”
Fitrah Manusia
Secara teori ada banyak pendekatan bisa dilakukan, misalnya dari fakta dan data kekerasan yang dilakukan Israel selama ini. Kemudian penderitaan masyrakat Palestina dan lain sebagainya.
Namun satu jawaban mutlak bisa kita temukan di dalam ajaran Islam yakni fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebaikan dan mencintai kelembutan.
Baca Juga: Banjir Dukungan untuk Palestina
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, Allah Azza wa Jalla menjadikan pada akal manusia (kecenderungan untuk menganggap) baik suatu kebenaran dan (menganggap) buruk segala yang batil.”
Jadi, kalau hari ini tokoh film memiliki perhatian dan pembelaan terhadap Palestina, besok, lusa dan seterusnya boleh jadi beragam pihak dan mungkin seluruh dunia akan memilih memberikan solidaritas untuk Palestina.
Tidak ada yang tidak mungkin di bumi ini. Termasuk realitas yang menjadikan dunia semakin melihat kebenaran secara gamblang dan terang. Sebab kelembutan itu tidak sama dengan kekerasan. Kejahatan tidak sama dengan kebaikan.*