Obesesi memang memberikan energi. Apalagi di lapangan hijau. Hal itu boleh jadi juga menyala dalam dada seorang Lukaku, pemain timnas Belgia. Namun pemilik nama Remelu Lukaku itu kini benar-benar terluka, karena impian menjadi top skor kandas sudah.
Ayo Baca: Masa Muda Harus Berprestasi
Hal itu karena Belgia harus tunduk 1-2 dari Italia pada perempat final yang berlangsung dini hari tadi (3/7).
Dengan begitu maka pupus sudah kesempatan Lukaku untuk menambah raihan gol untuk mengungguli Ronaldo yang mengemas 5 gol dan tidak lagi bisa menambahnya lagi.
Perbaikan
Kegagalan, mau disebut dengan istilah apapun hakikatnya bukanlah kematian.
Tidak bisa di Euro 2020 bisa di ajang lainnya. Bisa di Euro mendatang dan masih ada kesempatan berikutnya.
Sejauh Allah berikan umur, kesehatan dan tentu saja kesempatan. Maka bagi seorang Muslim tidak ada istilah gagal yang ada ialah, perbaikan terus menerus.
Perbaikan terus menerus (continous improvement) mendorong seseorang tidak terfokus pada kegagalan yang dialami, tetapi apa kesalahan yang telah dilakukan dan bagaimana menghindarinya di masa depan.
Pendek kata perbaikan akan mengantar kita pada pemecahan masalah, kelemahan, dan kekurangan yang dialami hari ini dan kemarin, sehingga ke depan menjadi lebih baik lagi.
Nah, pengetahuan dan kesadaran inilah yang harus ada di dalam diri kaum muda, sehingga dari hari-hari yang dilakui fokusnya adalah terus menjadi baik dan lebih baik.
Jangan Terluka
Paulo Coelho berkata, “Luka kemarin adalah kekuatan hari ini.”
Artinya, apa yang dialami Lukaku hari ini dapat dijadikan ibarah bahwa setiap kegagalan, kebelumberhasilan, sejatinya adalah bahan bakar terbaik untuk menjadikan diri memiliki kekuatan di hari mendatang.
Dan, tak kalah menarik adalah ungkapan dari Byron Katie. DIkatakan, “Kehilangan terburuk yang pernah kamu alami adalah hadiah terbesar yang dapat kamu miliki.”
Baca Juga: Sisi Menarik Patrik Schick
Dan, kalau merujuk dalam Islam, maka tidaklah sebuah kesulitan Allah hadirkan melainkan di situ juga ada kemudahan bahkan pertolongan Allah langsung.
Jadi, mari terus benahi diri. Jangan kecewa atas hari ini yang belum bisa dicapai. Apalagi digelayuti rasa kecewa akan masa lalu. Bergeraklah hari ini untuk perbaikan, insha Allah jiwa tidaka kan pernah terluka untuk sakit dan merugi selamanya.*