Namanya Muhammad Annaqib. Ia tercatat aktif sebagai Mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan. Dalam tugas Praktek Kuliah Dakwah (PKD) ia melakukan hal yang tak galib. Tentu saja sikap Annaqib mendapat apresiasi banyak pihak. Mari kita lihat lebih dalam bagaimana mahasiswa semester 6 prodi Hukum Keluarga itu.
Sebagai mahasiswa yang berlatih terjun ke masyarakat, maka ia sadar bahwa dirinya harus siap terjun langsung, melakukan apapun dengan sebaik-baiknya.
Terlebih kala memang dapat kepercayaan mengerjakan sesuatu. Mahasiswa asal Loa Janan, Kutai Kartanegara itu tampak tak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar di masyarakat.
Ia benar-benar menikmati segala aktivitas dari waktu ke waktu, termasuk kala harus bekerja mengangkat pasir dan hujan deras melanda, ia tak memilih berhenti dan meneduh.
Baca Juga: 22 Kata Penggugah Semangat Belajar dari Mahasiswi STIS Hidayatullah
Mahasiswa kelahiran tahun 2000 itu mengambil keputusan tetap bekerja. Entah teman atau siapa yang merasa kagum melihat aksi itu langsung merekam dan melaporkan ke pihak kampus.
Saya sendiri pun senang dan bangga, melihat anak muda bisa seulet itu dan totalitas dalam mengabdi kepada masyarakat.
Padahal kalau ia mau, orang maklum saja kalau berhenti, meneduh dan beristirahat, menanti hujan reda. Baru kembali aktif bekerja. Tetapi itu tak ia jadikan pilihan.
Uni Soviet
Penasaran dengan apa yang menjadi isi kepala dan hati Annaqib, saya mendapatkan jawaban dari sang dosen.
“Saya totalitas karena terinspirasi oleh tentara Uni Soviet ketika melawan tentara Nazi Jerman.
Jadi, tentara Uni Soviet bisa memukul mundur tentara Nazi kembali ke Jerman dalam waktu cepat. Mereka bekerja sangat efisien.
Nah, saya berpikir, sebagai Muslim seharusnya saya juga bisa efektif dan efisien dalam menjalani kehidupan ini. Termasuk dalam hal menuntaskan amanah atau tugas.
Kalau kita lengah, berleha-leha, memikirkan bahwa masih ada banyak waktu, maka kita tidak akan tuntas dalam satu tugas. Perjalanan waktu pun akan membuat kita tak mampu mengangkat tugas-tugas lainnya.
Prinsipnya sesi PKD dari kampus selama sebulan ini saya harus bisa melakukan apapun seefektif dan seefisien mungkin.
Kata Bapak Pemimpin Umum, kita harus profesional sekaligus profetik. Jadi mengapa tidak saya coba berlatih dari sekarang,” urainya menerangkan.
Kebaikan Iman
Kisah Annaqib ini benar-benar menarik. Dan, Rasulullah SAW pun memberikan motivasi agar generasi Muslim mampu mengisi waktu dan masa muda dengan sebaik-baiknya.
Baca Lagi: Ayo Pemuda Kamu Bisa
“Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).
Artinya pilihan Annaqib membuat ia bebas dari pilihan yang salah, yakni memilih santai dan berleha-leha.
Bayangkan kalau Annaqib memilih istirahat kemudian memegang handphone misalnya. Kalau ia membaca jurnal atau makalah, tidak mengapa. Lalu bagaimana kalau yang ia buka hanya media sosial yang kurang mendidik?
Terimakasih Annaqib, aksimu mungkin biasa. Tapi itu tidak biasa, tidak galib. Jadi, teruskan dan tingkatkan selalu. Semoga istiqomah dalam dakwah.*