Masalah dalam kehidupan bisa menimpa siapa saja, kapan dan dimana saja. Nah, orang yang punya karakter apalagi landasannya iman akan menghadapinya. Ia akan mengambil sikap pantang menyerah.
Mengapa ia akan mengambil sikap pantang menyerah, tidak lain karena ia punya keyakinan. Ia meyakini kebaikan-kebaikan akan menghasilkan kebajikan, sehingga fokus yang ia tetapkan adalah tersenyum dan terus melakukan kebaikan.
Tidak semua orang memang bisa menghadapi masalah dengan tenang, apalagi cerdas dan ikhlas. Tetapi kita perlu untuk terus yakin, sehingga selamat dari sikap putus asa, alias menyerah.
Baca Juga: Pemuda itu Soal Mental dan Karakter
Orang yang memilih sikap pantang menyerah akan memiliki keyakinan untuk bangkit dan menjadi lebih baik.
Dengan begitu ia akan terus mencari celah, cara, bahkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Bukan mengeluh apalagi putus asa.
Kecerdasan
Dalam bahasa yang lain pantang menyerah juga publik kenal dengan istilah adversity quotient.
Orang ini memiliki daya tahan tinggi, tahan banting dan mental baja dalam menghadapi kesulitan, masalah, hambatan atau bahkan gangguan.
Jadi, orang yang mengambil sikap pantang menyerah termasuk orang yang cerdas secara mental.
Langkah untuk menjadi seperti itu cukup sederhana.
Pertama, jangan pernah menyesali kegagalan. Biarlah itu jadi fakta yang membawa kita pada sebuah kesadaran untuk senantiasa membaca, Iqra’.
Kedua, berani mengambil tindakan. Orang yang menghadapi masalah, kemudian terseret pada “keasyikan” berpikir dan tidak segera mengambil tindakan, kemungkinan untuk lepas dari masalah sangat kecil.
Dalam keteladanan Nabi SAW, ada masalah, gelar sajadah dan mengadulah kepada Allah melalui ruku’ dan sujud.
Manfaat
Jika seseorang memiliki sikap pantang menyerah maka ia akan memperoleh banyak manfaat.
Mulai dari selalu memiliki peluang, bertambah terus-menerus pengalaman hidup, hingga kemampuan untuk meningkatkan daya konsistensi diri, serta menjadi inspirator bagi orang lain.
Baca Lagi: Cerita Bersama Tentang Cita-Cita
Oleh karena itu kalau kita cermati, perjuangan dakwah Nabi dan Rasul, mereka berhasil bukan karena mereka kuat dan cerdas, tetapi karena mereka yakin Allah selalu memberikan pertolongan.
Dari sanalah sikap sabar, konsisten, dan kreatif muncul dalam jiwa para Nabi dan Rasul. Kalau kita memahami dengan baik dan mendalam bagaimana kisah itu Allah konstruk dalam Alquran, kita hanya punya satu kosa kata, yakni maju.*