Selepas sholat Ashar saya membuka youtube dan ketemu dengan sebuah video tentang sosok Adiwarman Azwar Karim yang menyatakan, “Siapa Sih yang Gak Perlu Uang?”
Sebelum kalimat itu disampaikan, beliau mendapat pertanyaan, mengapa dirinya selalu tidak menerima hadiah atau apapun namanya dari jerih payahnya ketika mengisi acara-acara dengan taushiyah.
Baca Ini ya: Kuatkan Leadership Diri
Mendengar itu, Adiwarman tersenyum lebar. Lantas berkata, “Siapa Sih yang Gak Perlu Uang?”
Sahabat tentu penasaran bukan, apa yang akan disampaikan oleh sosok yang pernah menahkodai Bank Muamalat ini.
Rezeki bukan Uang Saja
Setelah mengatakan, “Siapa Sih yang Gak Perlu Uang,” Adiwarman tertawa lebar.
Lantas kemudian menegaskan. “Saya juga perlu uang, men….” tegasnya.
“Tapi coba, yuk. Kita pikir, yuk! Uang itu kita miliki buat apa? Buat kipas-kipas. Atau buat kita belanjakan untuk sesuatu yang kita butuhkan. Jawabannya yang kedua, kan,” ulasnya.
“Uang itu kita butuhkan, untuk uang ini daya belinya (purchasing powernya) kita belikan sesuatu yang kita inginkan. Sehingga rezeki itu bukan sekedar uang. Bener ya!”
Beliau pun memberikan bukti berupa pengalaman pribadinya, soal rezeki tak selalu berbentuk uang.
“Waktu saya dulu mau sekolah. Saya mau sekolah yang top, di Amerika dah. Nggak punya uang men. Tapi Allah kasih rezeki sama saya. Bukan uang. Rezeki bentuknya beasiswa,” jelasnya.
Luas dan Luas
Memaknai apa yang dipaparkan oleh Adiwarman Azwar Karim jelas bahwa rezeki jangan dibatasi sebatas uang. Semua orang butuh uang namun Allah berikan rezeki kepada manusia tak selalu dalam bentuk uang.
Beasiswa, kecerdasan bahkan kesehatan adalah rezeki yang dengan itu seseorang bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya bayar sekolah hingga kuliah.
Baca Ini Juga: Jangan Bodo Amat
Kalau ditarik ke dalam realitas belakangan dimana banyak orang punya uang tapi Allah uji dengan sakit dan butuh oksigen, ternyata stok oksigen habis dan harganya melambung begitu tinggi.
Artinya apa? Kalau bukan rezekinya, dengan kekuatan uang atau yang lainnya pun, seseorang tidak akan mendapatkan apa yang ia butuhkan.
Oleh karena itu rezeki Allah amatlah luas. Kita hidup bahagia dengan pasangan yang pandai bersyukur, itu rezeki luar biasa.
Banyak pasangan artis yang uang banyak, wajah sudah jelas tampan dan cantik, tapi keluarganya berantakan bahkan hingga harus terjadi perceraian.
Dan, yang menarik, Adiwarman mengingatkan kita bahwa dalam kajian tasawuf, rezeki paling rendah itu adalah harta.
“Rezeki yang paling tinggi itu adalah kesehatan. Ente kaya, tapi sakit, bagaimana men… duit habis untuk bayar doang, bener gak!”
Beliau lanjutkan, “Rezeki yang paling utama itu adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Bener ya. Asyik kan punya anak sholeh sholehah. Dan, rezeki yang paling patut disyukuri itu adalah khusnul khotimah.”
Jadi, mulai dari sekarang bangkit dan lakukan kebaikan-kebaikan. Pasti Allah siapkan rezeki bahkan balasan berlipat ganda untuk kita. Yakin, ya? Ya, harus yakinlah…..!