Semua orang Islam, bahkan mungkin non-Muslim, telah pernah mendengar kata “Allah”. Lalu siapa Allah itu?
Pertanyaan ini penting agar kita tahu siapa Tuhan itu yang sebenarnya, bagaimana pula keadaannya terhadap kehidupan ini, termasuk masing-masing kita.
Jika sekarang orang banyak kagum terhadap teknologi, sadarilah Allah itu menciptakan yang lebih rumit dari seluruh teknologi yang pernah manusia buat.
Oleh karena itu, dalam banyak ayat Alquran kita menemukan bahwa orang yang beriman itu adalah orang yang tidak takut dan tidak bersedih hati.
Loh kok bisa? Ini baru soal iman kepada Allah.
Jawaban
Selepas Subuh (4/6/24) saya membaca akhir Surah An-Nur, yakni ayat ke-64. Dan, saya melihat itulah salah satu jawaban, siapa Allah itu.
“Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
Mengetahui
Ayat tersebut memberi petunjuk kepada kita bahwa Allah mengetahui keadaan kita (siapapun itu).
Baca Juga: Mengapa Harus Banyak Membaca?
Artinya tidak ada ruang, waktu, kesempatan, keadaan yang seseorang lepas dari pantauan Allah. Allah tahu, bahkan sampai ke dalam lubuk hati.
Allah tidak saja mengetahui tetapi juga telah menyediakan balasan dari setiap amal perbuatan manusia. Jadi, Allah itu benar-benar Maha Mengetahui.
Bahkan kelak, saat manusia telah meninggalkan dunia, masuk ke hari berbangkit, hari kembali kepada-Nya, Allah tahu dalam keadaan seperti apa setiap orang pada hari itu.
Kalimat lainnya seperti ini: “Jika masih ada orang yang mau bermain-main, berbohong, dan berbuat jahat, lalu merasa hebat karena tidak ada yang tahu, tidak ada yang melawan, maka ingatlah, Allah terus memantau kegiatan itu.”
Semua
Ayat itu memberikan kita petunjuk bahwa semua adalah milik Allah. Jadi yang mana yang milik manusia secara hakiki? Tidak ada dan tidak pernah ada!
Baca Lagi: Jumpa Teman, Bicaranya Kok Problem Terus?
Lantas untuk apa Allah memberikan ayat itu kepada kita?
Kita dapat meraba dalam hati, bahwa diri kita ini lemah. Mau berbangga dengan ilmu, ilmu seperti apa sih yang ada dalam diri manusia, bahkan yang paling jenius sekalipun.
Ingin bergaya dengan harta, harta dari mana sih yang diperoleh? Ingat, sumber kekayaan terbesar Indonesia itu dari tambang. Tambang itu dimana, di bumi, di alam, milik siapa?
Pendek kata kita harus sadar bahwa Allah Maha Mengetahui.
Kita tidak bisa main sandiwara, kita tak mungkin bermain-main dengan aturan-Nya. Apalagi dengan pongah mau melawan kehendak-Nya. Jangan, itu bukan level manusia. Sekali lagi jangan.
Kalau ada keleluasaan kita pegang, itu semata-mata karena kesempatan yang Allah berikan kepada kita. Ujungnya tetap, semua akan mendapat balasan sesuai amal perbuatan.
Mungkin ada orang hidup dalam hutan, tidak pernah terkena sorot kamera yang liputan, tapi ia yakin kepada Allah, beramal shaleh, dan banyak melakukan kebaikan, boleh jadi orang itu yang akan dapat nikmat surga. Sedangkan penguasa yang banyak gaya, suka menganiaya, justru terhina di dalam neraka.*