Mas Imam Nawawi

Jadi agar hati kita teguh, kokoh dalam iman, tidak ada jalan lain, teruslah berusaha membaca dan membaca Alquran
- Kisah

Setiap Hari Membuktikan Kuasa Allah

Adzan Subuh belum berkumandang, seorang teman mengirimkan pesan. “Ternyata ujian saya masih berlanjut.” Saya dapat merasakan bagaimana ia sampai mengatakan itu. Tetapi kalau kita ingat kepada Alquran, setiap hari memang yang terjadi adalah bukti demi bukti kuasa Allah. Bagaimana tidak, soal apa yang manusia hadapi, semua bukti kekuasaan Allah. Seperti orang menjadi sombong karena harta […]

Adzan Subuh belum berkumandang, seorang teman mengirimkan pesan. “Ternyata ujian saya masih berlanjut.” Saya dapat merasakan bagaimana ia sampai mengatakan itu. Tetapi kalau kita ingat kepada Alquran, setiap hari memang yang terjadi adalah bukti demi bukti kuasa Allah.

Bagaimana tidak, soal apa yang manusia hadapi, semua bukti kekuasaan Allah. Seperti orang menjadi sombong karena harta atau jabatan. Allah telah mengingatkan bahwa harta dan bermegah-megahan itu akan melalaikan manusia.

Kemudian ada orang yang kehilangan apa yang disayanginya, itu juga telah Allah tetapkan. Bahkan melalui ayat yang sangat terang dan gamblang, bahwa Allah akan menguji orang-orang beriman dengan ketakutan, kurang makanan, sedikitnya harta, dan hilangnya jiwa, dan krisis makanan (QS. Al-Baqarah: 155).

Tetapi Allah memberikan kabar gembira bagi hamba-Nya yang memilih sabar. Dalam kata yang lain, dunia terus berputar dan bukti kekuasaan Allah akan semakin tedas. Sabar artinya teguh dalam iman, tidak protes akan takdir yang Allah tetapkan. Sikap itu yang akan mengundang rahmat Allah.

Temporal

Mengapa Allah menguji manusia dalam kehidupan dunia ini? Tidak lain karena dunia memang kehidupan yang segalanya bersifat temporal, sementara.

Baca Juga: Andai Kurasa

Oleh karena itu segala jenis ujian yang Allah berikan kepada masing-masing manusia tidak lain sebagai cara untuk menyadarkan manusia akan kehidupan yang sesungguhnya. Bukan semata dunia yang sekarang, yang akan sirna.

Bukankah Alquran menceritakan kehidupan para Nabi dan Rasul dan mereka menghadapi ujian yang tidak ringan?

Allah SWT langsung mengatakan bahwa kisah-kisah dalam Alquran itu adalah kisah yang baik (kaya pelajaran, penuh hikmah, yang menguntungkan jika kita jadikan panduan mengisi kehidupan) sebagaimana ayat ke-3 Surah Yusuf.

Terhadap hal itu, Ibn Katsir yang menulis buku Kisah Para Nabi berkata, “Seandainya aku dibolehkan untuk mengubah judul buku ini, maka aku akan memberi judul buku ini “Kisah yang Paling Benar” atau “Kisah yang Paling Baik”.

Dalam kata yang lain, berjuanglah untuk tenang (dan ini memang tidak mudah). Tetapi kalau ada kesadaran iman akan dunia yang temporal, maka api harapan akan kasih sayang Allah terus menyala, menerangi jiwa agar tak lemah dan putus asa.

Baca dan Baca

Jadi agar hati kita teguh, kokoh dalam iman, tidak ada jalan lain, teruslah berusaha membaca dan membaca Alquran.

Ibnu Katsir mengatakan, “Kisah-kisah itu (para Nabi dan Rasul) menyulutkan jiwa-jiwa manusia untuk berpikir dan merenungkan jalan hidup, menceritakan tentang sistem bermasyarakat, dan sejarah kehidupan manusia di berbagai tempat dan waktu. (Bahkan) Kisah-kisah itu membuka mata yang buta, telinga yang tuli, hati yang terkunci, agar dapat menerima wahyu…”.

“Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf: 176).

Ketika saya ingat akan itu semua, kepada teman yang mengirimkan pesan dirinya terus dalam ujian, “Tenanglah walau tidak mudah. Apa yang sedang kamu rasakan, Nabi Muhammad pun pernah mengalaminya”.

Saya tidak tahu seperti apa respon dari sisi gestur, karena memang komunikasi itu melalui teks. Tapi saya yakin, Allah tidak akan membiarkan dia sendirian.

Allah pasti akan menjaga, melindungi dan mengganti dengan kebahagiaan yang lebih baik. Allah memang memberikan ujian, tapi Allah pula yang akan memberikan kebahagiaan bagi manusia yang sabar.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *