Home Hikmah Senjata itu Bernama Akhlak
Senjata itu Bernama Akhlak

Senjata itu Bernama Akhlak

by Imam Nawawi

Dari mana manusia bisa belajar? Tentu dari banyak sumber, mulai buku, guru, sejarah, hingga kejadian demi kejadian yang mewarnai jagat ini. Dan, soal keselamatan hidup, ternyata senjatanya adalah akhlak, bukan yang lain.

Selepas Subuh saya membuka-buka berita. Ketemulah berita tentang sosok sopir Fortuner yang dikabarkan arogan di jalanan dan mengaku sebagai seorang adik jenderal.

Dalam pikirannya tentu ia boleh saja berbuat sesuka hati. Orang akan ciut mentalnya dengan kalimat “Saya adik jenderal.”

Akan tetapi ia lupa, tak semua orang bisa digertak. Lebih jauh lagi, ia lupa bahwa segala tindakan tidak terpuji pasti akan menyusahkan kehidupan nanti.

Baca Juga: Keindahan Akhlak dan Kesehatan

Sebagian orang melihat memang aksi arogan itu melalui video yang beredar luas di media sosial. Namun judul berita itu tertulis begini: “Dulu Arogan Kini Tertunduk Berbaju Tahanan.” Lengkapnya baca di sini.

Pelajaran

Sebagai manusia kita tentu senang dengan akhlak. Akhlak menjadikan tutur kata, sikap dan perilaku seseorang mengundang rasa aman, nyaman bahkan mengagumkan.

Oleh karena itu satu hal yang perlu kita sadari, sebagai manusia, kita tetap tidak berubah. Jika dahulu orang selamat karena akhlak, maka sekarang dan sampai kapan pun akan tetap sama.

Jangan karena kendaraan bagus, kita lupa akan akhlak. Termasuk jangan karena punya kedudukan tinggi, kita lupa akan keselamatan diri justru pada akhlak. Bahkan walaupun kita punya banyak uang, kita tidak akan naik derajat karena menghina orang lain.

Karena sebagai makhluk ciptaan Allah, nilai dan derajat manusia itu pada substansi kebaikannya, itulah akhlak. Jika karena harta, kendaraan dan tempat tinggal manusia menanggalkan pakaian Nabi SAW itu, maka tunggulah saat kesulitan dan ketidakselamatan tiba.

Apa itu Akhlak?

Akhlak merupakan konsep perilaku, moral, atau norma dalam ajaran Islam. Ia berasal dari bahasa Arab “Khuluqun” artinya tabi’at, adat, dan watak.

Baca Lagi: Jadilah Top Skor Kebaikan

Bagaimana akhlak seseorang, itu merupakan buah dari sifat yang telah lama tertanam dalam diri seseorang. Bisa karena dilatih atau karena memang telah terbiasa.

Jadi kalau ada orang melihat ada orang lain terpeleset, kemudian dia mengucapkan “Innalillah,” maka itulah kebiasaan dia.

Sebaliknya, jika ada orang yang melihat atau merasakan dirinya tidak baik-baik saja lalu mengucapkan kata-kata yang tidak semestinya, berarti memang itulah kebiasaan, alam bawah sadarnya dan sehari-harinya.

Nah, apa yang membentuk karakter diri, kebiasaan, atau akhlak tepatnya, itulah yang akan menjamin keselamtan seseorang dalam interaksi sosial. Orang yang mau menghargai orang lain, mencegah diri dari arogan, maka insha Allah dia akan selamat.

Akan tetapi, pada akhirnya kita tidak perlu memvonis siapapun. Cukup ambil pelajaran dan pasang komitmen untuk lebih berhati-hati dalam interaksi sosial. Jangan ada yang membuat kita merasa hebat, apalagi hanya karena mobil, uang ataupun tempat tinggal, yang mungkin semua itu ternyata hanya palsu belaka.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment