Kebakaran depo Pertamina Plumpang mengejutkan kita semua. Tempo melaporkan bahwa kebakaran kilang dan depo Pertamina telah terjadi berulang kali. Sedikitnya tiga kasus dalam tiga tahun. Lalu, mengapa masalah seperti itu bisa berulang? Inilah sebuah alasan kita perlu memahami perihal seni menghadapi masalah.
Pertama, akar masalah belum banyak yang mengetahui, terutama para leader, yang semestinya lebih tahu karena itu lebih siap menyiapkan pencegahan.
Kondisi ini berlaku bagi apapun, tidak sebatas depo Pertamina, tetapi juga bisa sekolah, perusahaan, bahkan sebuah keluarga.
Baca Juga: Kebingungan Datang Begini Cara Mengatasinya
Ketika akar masalah yang mestinya pemimpin temukan tidak terlihat, maka masalah akan berulang. Soal waktu, semakin hari potensi masalah yang sama terulang kembali, semakin besar.
Kedua, mungkin akar masalah telah terungkap. Namun tidak ada keberanian untuk menyelesaikannya juga akan menjadikan masalah tak bisa teratasi dengan tuntas.
Berani
Berani merupakan sikap penting dalam menjalani kehidupan. Ketika ada orang lain keliru, entah ia atasan atau bawahan, sikap kita satu, berani memberikan teguran.
Mungkin sepintas akan ada orang tidak nyaman atau mungkin tersinggung. Tetapi fitrah manusia itu suka kebenaran. Jadi, asal diri yakin bahwa kebenaran kita pahami dan orang lain tidak, maka beranilah menyampaikan kebenaran.
Momentum keberanian itu akan membuat hidup kita terus mengalami peningkatan. Sebab hakikat masalah adalah tangga untuk menjadi lebih sadar, berani dan peduli.
Ungkapan bijak juga menyatakan, berani hidup harus berani menghadapi masalah.
Sebagian orang mulai coba membuat psikologi orang lebih siap untuk segera bangkit dengan mengganti kata “masalah” menjadi “tantangan.”
Jadi, tantanglah diri kita untuk berani. Sebab begitu seseorang berani menyampaikan kebenaran, seketika akan datang rasa puas, bahagia dan penuh syukur kepada Allah.
Spiritual
Lebih jauh, masalah tak bisa manusia atasi hanya mengandalkan akal. Perlu dimensi inti, yakni spiritual.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Berdoa tanpa usaha adalah seperti pemanah tanpa busur. Sebaliknya, menyelesaikan masalah tanpa melibatkan Allah merupakan kesomongan, seolah-olah ia bisa menyelesaikan sendiri tanpa kekuatan-Nya.”
Masalah hakikatnya adalah bagian dari hidup dan kehidupan. Melalui masalah manusia tumbuh lebih baik (dengan catatan bisa mengatasinya dengan baik).
Baca Lagi: Bukalah Buku Peroleh Ilmu
Jadi, jangan takut dengan masalah. Takutlah Anda tahu kebenaran tetapi diam karena takut kepada manusia.
Takutlah kalau Anda hidup kemudian lisan hanya mengeluh setiap saat. Padahal kalau berani, boleh jadi masalah yang ada bisa segera teratasi.
Lebih jauh jangan sampai dalam kehidupan ini kita takut kehilangan jabatan, materi dan kekayaan, tetapi lupa untuk takut kepada Allah Ta’ala.*