Home Kajian Utama Sengsara Karena Gaya Hidup Hedon
Sengsara Karena Gaya Hidup Hedon

Sengsara Karena Gaya Hidup Hedon

by Imam Nawawi

Hedonisme telah menjadi gaya hidup sebagian besar orang di bumi ini, termasuk Indonesia. Mereka tampak senang dan selalu tersenyum, namun tak lama kemudian hedonisme itu menjerumuskan semuanya pada kesengsaraan.

Hal ini karena hedonisme menjadikan manusia kehilangan karakter positif dalam dirinya. Menjadi egois, tidak pernah puas, konsumtif dan cenderung arogan.

Pada saat yang sama, kemampuan berpikir rasionalnya terus merosot, sehingga ia rela melakukan apapun demi kesenangan semata.

Baca Juga: Menang itu Butuh Kesiapan

Sebuah riset kecil yang saya temukan dari tiga mahasiswi di sebuah universitas di Sulawesi mencatatkan satu fenomena mengerikan.

Ada seorang mahasiswi rela menjadi PSK demi memenuhi keinginan gaya hidupnya. Ia mengatakan, uang kiriman dari orang tua hanya bisa untuk biaya kuliah, makan dan kos. Ia tidak bisa beli barang mewah dan sebagainya.

Dalam cerita lain pada sebuah bacaan saya temukan, seorang pemudi mengatakan, “Yang penting saya bisa makan enak, beli barang branded, dan semua itu butuh uang,” ucapnya.

Destruktif

Hedonisme pada akhirnya menjadi akar dari kerusakan besar dalam diri manusia, yaitu budi pekerti, integritas, bahkan akhlak.

Dari hedonis orang akan menjadi individualis, kemudian pragmatis dan ujungnya materialis. Jika itu terjadi pada diri seseorang, maka ia akan jadi manusia yang menghalalkan segala cara, demi kesenangan dirinya.

Saya pun teringat pada kasus money politics setiap jelang pemilihan umum. Apakah ini juga fenomena dari masyarakat yang hedon?

Yang pasti, masyarakat yang suaranya bisa ditukar dengan uang, pemimpin yang akan muncul selalu yang tidak kapabel, apalagi punya komitmen moral tinggi.

Makna Hedonisme

Hedonisme berarti sikap hidup yang memandang kesenangan (kenikmatan badaniyah) sebagai tujuan utama dalam kehidupan.

Oleh karena itu orang akan senang dengan barang mewah. Biasanya orang-orang ada yang sedikit-sedikit bilang, ini mewah, itu mewah.

Ciri-ciri orang hedon pun mudah kita temukan. Mereka suka plesiran, narsis habis di media sosial. Selalu ingin trendi, modis dan update dalam hal fashion, makan enak dan pakai kendaraan sekali lagi, mewah.

Sebuah kasus pernah terjadi di Blitar Jawa Timur (15/10/2019) seorang suami yang bekerja sebagai kuli bangunan tertangkap mencuri helm sebanyak tiga kali. Ia melakukan itu demi menuruti keinginan istri yang selalu butuh uang di atas kemampuan ekonomi sang suami.

Nah, apakah praktik korupsi yang sulit diberantas, bahkan oleh KPK sekalipun termasuk dari fenomena hedonisme ini?

Muhasabah

Tidak ada cara lain, kita harus melakukan muhasabah. Sekalipun diri masih selamat tidak terseret arus hedon itu sendiri.

Sebab jika tidak maka keserakahan, kejahatan, penipuan, termasuk korupsi akan terus terjadi. Akibatnya bangsa ini cepat atau lambat akan hancur karena manusianya yang terus dibiarkan rusak.

Langkah itu meliputi dua hal. Pertama, perbanyak interaksi dengan Alquran.

Hanya Alquran yang menerangkan dengan bukti kuat bahwa ada kehidupan setelah dunia, yaitu alam akhirat. Bahkan Alquran mengatakan manusia akan rusak kalau terlalu cinta pada dunia. Padahal akhirat lebih baik dan kekal.

Kedua, hidup dengan prinsip syukur dan qona’ah. Tidak memaksakan diri pada hal kesenangan jasadiyah.

Baca Juga: Rumus Hidup Bahagia

Hanya dengan cara itu kita bisa membentengi bangsa ini sebagai bangsa yang benar-benar berbudi pekerti luhur. Punya keramahan, kesantunan, rendah hati, hemat dan punya idealisme.

Tanpa itu, maka kita patut bertanya, sebenarnya kita hendak kemana sebagai pribadi dan akan kemana bangsa ini sebagai masyarakat dari bangsa besar bernama Indonesia ini.

Jangan sampai maksud hati ingin senang. Tapi malah sengsara, karena mengambil hedonisme sebagai jalan hidup.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment