Home Artikel Senang Game atau Alquran?
Senang Game atau Alquran?

Senang Game atau Alquran?

by Imam Nawawi

Kalau ada hal yang manusia sangat membutuhkan untuk senangi dalam hidupnya, maka itu adalah Alquran. Namun, game lebih anak muda Muslim damba daripada Alquran. Mengapa?

Berlimpah sekali versi jawaban. Namun kita coba ambil dua saja.

Pertama, memang belum merasakan nikmatnya memahami dan mengamalkan kandungan Alquran.

Kedua, terlalu dalam terjebak zona nyaman.

Kalau ada orang bilang kita harus keluar dari zona nyaman, keluarkan saja game dari smartphone. Itu kenyamanan yang kalau eksesif, sungguh sangat merugikan.

Sebagai informasi, We Are Social mewartakan bahwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemain video game terbanyak ketiga di dunia.

Baca Juga: Terapi Duka dengan Alquran

Laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per Januari 2022, seperti dilansir oleh katadata.co.id.

Hadirlah

Untuk bisa mengagumi Alquran kita hanya butuh keinsafan untuk hadir, mendatangi Alquran itu. Syukur-syukur kalau jiwa sampai kedalam makna Alquran itu sendiri.

Boleh sebaliknya, makna Alquran itu yang sampai ke dalam jiwa kita.

Jika hal itu kita rasakan, maka seketika hidup ini akan berubah menjadi sangat menawan. Walau kenyataan tak berubah seperti bayangan ideal banyak orang.

Hal ini karena Alquran memang mukjizat. Tema-tema Alquran pun mengulas tentang kehidupan sehari-hari, sejarah kemenangan manusia berakhlak dan kehidupan indah pasca alam dunia.

Dan, cara membaca Alquran pun harus perlahan-lahan. Tentu saja hal itu agar kita bisa meresapi atau bahkan sampai ke dalam makna dari ayat-ayat Alquran itu sendiri.

“Dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzammil: 4).

Pandangan Al-Ghazali

Jadi, kita hanya butuh untuk mengambil waktu terbaik untuk berinteraksi dengan Alquran. Kemudian sabar dalam usaha menyambungkan saraf diri dengan indahnya Alquran.

Imam Al-Ghazali (lihat Risalah Tafsir: Berinteraksi dengan Alquran Versi Imam Ghazali) menegaskan, bahwa dalam memahami makna Alquran, setiap orang berbeda tingkatannya.

Jika kita pemula, jangan melompat ingin menggali makna. Tenang, sambungkan dulu jiwa kita dengan Alquran, sampai terasa nyaman membaca, mendengar atau bahkan mempelajarinya.

Fokuskan dahulu untuk tumbuh rasa senang. Karena biasa setan akan melemahkan kita dengan tergesa-gesa memahami, sehingga akhirnya kita gagal memahami makna Alquran.

Al-Ghazali menerangkan, “Akan tetapi kebanyakan manusia tidak dapat memahaminya karena setan telah menutup hati mereka dan ia menjadi buta untuk mengetahui rahasia-rahasia Alquran, sebagaimana mereka juga tidak mau untuk mengambil pelajaran dari Alquran.”

Baca Lagi: Cara Allah Bagi-Bagi Bonus

Jadi berusahalah dekat, dekat dan semakin dekat, sampai tumbuh rasa senang mengisi waktu dengan Alquran, baik dalam arti membaca, menghafal atau pun mengamalkan dan mendakwahkannya.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment