Kita mungkin pernah, baik dalam mendengar tausiyah atau dalam membaca buku, mendapat kata-kata yang menginspirasi. Jika kata-kata manusia saja bisa seperti itu, bagaimana dengan Alquran dan Hadits.
Kata demi kata, bahkan kalimat dalam setiap ayat Alquran bukan saja indah, tapi penuh makna, menjadi petunjuk dan obat bagi jiwa yang gersang. Mendatangkan berkah bagi yang percaya dan mengamalkannya. Dan, menjadi keburukan besar bagi siapapun yang ingkar dan meninggalkannya. Mari kita lihat satu kata saja: ujian.
Orang punya harta, memiliki kedudukan atau kekuasaan di tengah masyarakat, semua sedang dalam ujian. Termasuk orang yang dalam kesulitan, juga dalam tahap menghadapi ujian. Bahkan waktu luang pun ujian. Lalu mengapa kita semua mendapat ujian?
Jawabannya tegas, yakni agar Allah bisa melihat siapa yang terbaik amalannya dalam kehidupan dunia ini.
Kaya dan Miskin
Kalau kita pahami prinsip sebagaimana awal bahasan, maka tidak akan ada orang yang merasa perlu congkak dalam pergaulan.
Bagaimana akan menjadi sombong, orang kaya sejatinya dalam ujian.
Baca Juga: Harta yang Tak Terbeli
Ketika Allah memberi perintah untuk sedekah, memberi makan orang miskin, itu bukan karena Allah tidak mampu. Akan tetapi untuk menguji, apakah orang-orang kaya itu sadar bahwa rezeki yang ada dalam genggamannya adalah dari Allah.
Oleh karena itu, orang kaya yang memahami hal ini akan bersyukur kepada Allah. Semakin ia sedekah, membantu orang miskin, ia semakin tunduk dan merendah kepada Allah. Sebab dengan cara itulah orang yang kaya bisa mendapat pahala dari Allah SWT.
Dalam cara berpikir empirik, orang kaya mungkin merasa kasihan kepada orang miskin. Tetapi, kalau tidak ada orang susah, dari mana jalan orang kaya mendapat pahala, menabung kebaikan, dan menjadi ahsanu amala.
Bahkan Allah tidak menganggap bagus iman seseorang (mendustakan agama) ketika ia tidak peduli kepada anak yatim, tidak senang dan tidak menganjurkan orang memberi makan orang miskin.
Jadi harta kekayaan itu boleh jadi rahmat, namun secara hakikat, itu adalah ujian. Semoga Allah beri kemampuan memanfaatkan harta yang melimpah untuk jalan kebaikan, membela orang miskin dan menegakkan agama.
Kita Semua dalam Ujian
Mengapa kita semua dalam ujian Allah?
Pertama, kita semua hidup atas kehendak Allah. Siapa yang bisa menghidupkan kita, jika bukan Allah!
Kedua, kita mengkonsumsi makanan, minum berbagai jenis minuman yang segar, dari siapa, jika bukan Allah!
Ketiga, bumi yang kita pijak dan sistem alam yang bekerja terus menerus, siapa yang mengendalikan, selain Allah!
Tentu masih banyak lagi kalau kita mau list. Tetapi setidaknya dari tiga poin itu kita seharusnya bisa menyadari bahwa Allah telah memberikan banyak sekali nikmat. Maka, apakah kita akan rugi jika bersyukur kepada-Nya?
Sekarang, mari kita cek, dalam sehari, pagi sampai sore, berapa kalimat yang nadanya mengeluh kita ucapkan, baik ke dalam hati sendiri lebih-lebih cerita kepada orang lain. Perhatikan itu, agar kita tahu, apakah kita telah bersyukur atau belum.
Dan, seperti posisi seorang mahasiswa, kita perlu terus mendapat ujian agar meningkat kapasitas iman, intelektual dan emosional, sehingga kita bisa menjadi manusia terbaik versi Rasulullah SAW. Yakni yang paling bermanfaat bagi seluas-luas manusia.
Jadi, berhenti mengeluh, waspada menjadi sombong dengan semua kemudahan mendapat harta dan lain sebagainya. Karena kita semua harus minta tolong kepada Allah agar bisa lulus ujian.*