Mas Imam Nawawi

- Kajian Utama

Semua Orang Gelisah Karena 3 Hal Ini

Sebagai umat Islam, kala membaca Alquran, bagaimana kita mengarahkan pikiran dan kesadaran tentang inti kehidupan? Dan, bagaimana pula kita mengambil garis lurus yang membuktikan bahwa kegelisahan manusia juga telah Alquran jelaskan? Umumnya manusia gelisah dan menjadi sangat ketakutan karena tiga hal utama dalam kehidupan dunia ini. Yaitu, harta, anak-anak dan perhiasan kehidupan dunia. Kenapa pejabat […]

Tugas kita bersungguh-sungguh mencari harta, dan menolong agama Allah dengan harta itu.

Sebagai umat Islam, kala membaca Alquran, bagaimana kita mengarahkan pikiran dan kesadaran tentang inti kehidupan? Dan, bagaimana pula kita mengambil garis lurus yang membuktikan bahwa kegelisahan manusia juga telah Alquran jelaskan?

Umumnya manusia gelisah dan menjadi sangat ketakutan karena tiga hal utama dalam kehidupan dunia ini. Yaitu, harta, anak-anak dan perhiasan kehidupan dunia.

Kenapa pejabat korupsi, ia gelisah merasa hartanya kurang. Mengapa orang merasa perlu terus berkuasa, karena ia khawatir masa depan anak-anaknya.

Dan, kenapa ada orang yang kerja lupa keluarga, lupa saudara, bahkan lupa agama? Karena ia ingin bahagia dengan memiliki perhiasan dunia, semuanya. Kalau bisa!

Sisi lain, karena iman, ada orang yang kurang harta tapi bisa haji, bisa umroh. Ada pula orang yang miskin harta, tapi kaya mental dan spiritual, bisa lulus pendidikan tinggi dengan nilai memuaskan. Dan, memang ada anak orang kaya, jadi mudah dapat pekerjaan dan kaya juga. Tapi apakah itu karena perjuangannya?

Fenomena Ingin Kaya

Pernah ikut acara motivasi, yang motivatornya mengarahkan imajinasi kalian merengkuh kenikmatan harta, anak yang sekolah di lembaga pendidikan biaya tinggi dan segala perhiasan dunia?

Rasio yang biasa mereka bangun, dengan uang kita bisa membantu orang lain. Bersama uang kita akan menyekolahkan anak kita di pendidikan terbaik (mahal). Serta dengan uang kita bisa jalan-jalan ke seluruh dunia.

Apakah setelah mengucapkan itu semua, sang motivator mengajak untuk beramal shaleh atau malah melatih setiap orang yang jadi peserta untuk pandai “jualan?”

Bahkan pasti pernah kalian mendengar orang yang walau shalat rajin, tapi kalau bicara ngajaknya punya uang yang banyak.

Baca Juga: Harta yang Tak Terbeli

Ia biasa berkata, “Orang kaya itu bisa infak, bisa sedekah, bisa zakat”. Ungkapan itu benar, tapi menjadi kaya tak harus jadi target, bahwa kalau kaya baru bisa amal baik.

Realita

Selama dalam alam dunia, hampir semua orang takut tentang kekurangan harta, anak dan perhiasan dunia. Alquran memang menegaskan itu (QS. Al-Kahfi: 46).

Jadi wajar saja kalau media kerap mengangkat tentang kekayaan pejabat, anak publik figur dan segala macam fasilitas hidup yang mewah dan megah. Kemudian pertengkaran atas nama harta, anak dan perhiasan dunia.

Mengapa buruh demo? Karena pengusaha hanya mau memberi upah rendah. Pengusaha takut hartanya berkurang, bisnisnya timpang, kalau gaji buruhnya tidak rendah.

Lihat, bukankah seharusnya pengusaha itu yang berpikir bagaimana buruh hidup cukup bahkan sejahtera, justru yang tidak ingin “berbagi harta” dari usaha yang dibantu oleh buruh itu sendiri?

Namun, karena manusia ini juga akan memasuki alam setelah dunia, Alquran menerangkan bahwa amalan-amalan yang baik (terus menerus) lagi shaleh, sesungguhnya itulah yang lebih baik di sisi Allah. Dan, amalan-amalan itu adalah yang lebih tepat menjadi harapan.

Meskipun harta dan anak bisa membuat kita bahagia di dunia, tapi ingatlah bahwa kebahagiaan itu tidak akan bertahan selamanya.

Amal sholeh, seperti berdzikir dan berbuat baik, justru akan memberikan pahala yang lebih besar dan abadi di sisi Allah.

Oleh karena itu jangan remehkan dzikir. Sebab dzikir yang berenergi besar itu yang harus kita miliki. Usai dzikir, pikiran segar, berbuat kebaikan jadi lancar. Membaca, Iqra dan uktub (menulis) jadi budaya yang membesar dalam diri.

Jadi, jangan hanya mengejar kebahagiaan dunia, tapi kejarlah juga pahala akhirat yang akan membuat kita bahagia selamanya.

Demikian tafsir Al-Muyassar memberikan bingkai makna terhadap ayat ke-46 Surah Al-Kahfi itu.

Wujud Amalan

Utsman bin Affan ra berkata, sebagaimana Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah kutip “Amalan-amalan yang kekal dan shalih adalah kalimat laa ilaaha illallah, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan laa haula walaa quwwata illa billah’.”

Mengucapkan kalimat-kalimat itu pahalanya sudah luar biasa. Bagaimana kalau usai mengucapkan, jiwa, akal dan sistem kesadaran kita berupaya untuk menghidupkan, menjadikan jaya kalimat-kalimat itu?

Dalam kata yang lain, janganlah terlalu gelisah dalam urusan kehidupan dunia. Bersikap ringan, sederhana dan yakin, bahwa setelah dunia ada akhirat.

Tugas kita bersungguh-sungguh mencari harta, dan menolong agama Allah dengan harta itu. Karena Islam tidak ingin umat Islam lemah lalu kalah. Tapi Islam juga membatasi, jangan sampai kuat kekayaan kemudian melampaui batas.

Oleh karena itu Alquran memberikan kita dayung dengan dua sisi yang kuat. Sisi sabar dan sisi syukur. Keduanya harus terus ada, agar kita bisa mendayung, mengarungi samudera kehidupan dunia dengan bahagia. Ingat, dengan bahagia. Bukan tampak bahagia!*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *