Home Kajian Utama Semua Baik di Tangan Allah
Semua Baik di Tangan Allah

Semua Baik di Tangan Allah

by Mas Imam

Semua baik di Tangan Allah, itu mutlak adanya. Karena demikian Allah tegaskan di dalam Alquran.

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran [3]: 26).

Sesuai tema, mari garis bawahi kaliat, “Di tangan Engkaulah segala kebajikan.”

Baca Juga: Islam Sebagai Peradaban

Syaikh M. Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menuliskan, bahwa tidak ada keburukan atas apa yang Allah kehendaki dan di dalamnya terdapat proses pendidikan kepada manusia agar lebih lemah lembut kepada Allah.

“OLeh karena itu, keburukan tidak disandarkan kepada Allah,” tegasnya.

Menemukan Sisi Baik

Boleh jadi sebagian orang mengutuk terjadinya pandemi ini. Padahal di dalam pandemi ada banyak sisi kebaikan bahkan hikmah yang dibutuhkan alam dan manusia itu sendiri.

Ketika ruang gerak manusia dibatasi, bukankah co2 dari knalpot kendaraan berkurang drastis. Bukankah itu menjadikan udara lebih bersih?

Kita mungkin kesal dengan segala kebijakan yang ada di negeri ini. Tetapi bukankah dengan begitu menjadi kian mudah memandang pemimpin, mana yang tanggungjawab dan mana yang sekedar suka jabatan?

Bukankah di tengah pandemi kepedulian umat terus mengalir bahkan meningkat?

Sungguh selalu ada sisi kebaikan dari apapun yang dialami oleh anak Adam, bahkan alam semesta ini.

Kebaikan Datangkan Pelajaran

Ketika apa yang Allah kehendaki pasti baik, maka di sana selalu tersedia pelajaran yang amat berharga.

Datangnya kesulitan, ujian kehidupan, karena Allah ingin mengetahui kualitas iman hamba-hamba-Nya yang beriman, siapa yang bersabar.

Baca Lagi: Merajut Masa Depan Indonesia

Kebahagiaan akan Allah berikan kepada hamba-Nya yang terseleksi di dalam melihat kehidupan dengan menangkap sisi baik, lalu ia bersemangat di dalam kebaikan itu.

Orang itu menjadi tidak pernah bisa dibebani oleh keadaan apalagi diperbudak logika pendek. Sebaliknya ia semakin kokoh imannya, sehingga kokoh kesabarannya dan seakin terpuji tutur kata dan perilakunya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment