Islam selalu memberikan dorongan agar umatnya membaca dengan sebaik-baiknya, bahkan pada tingkat membaca dengan nama Rabb, “Iqra’ Bismirabbik.”
Menariknya, ruang itu selalu terbuka, bahkan dari orang-orang yang tak jauh dari kebiasaan dan kehidupan kita. Satu di antaranya kita bisa lakukan itu atas kepergian sosok pejuang kesehatan, dr. Saifuddin Hamid.
Direktur IMS, Ustadz Imran Faizin mengabariku melalui pesan pendek di Whatsapp bahwa telah meninggal dunia, dokter senior dan sosok pendiri dari Islamic Medical Service, dr. Saifuddin Hamid pada hari ini Jum’at 24 Jumadil Awwal 1442 H (8/1/21).
“IMS sedang berduka, tadi sebelum Jum’at dokter pengawas IMS meninggal,” tulisnya yang langsung kubalas dengan doa semoga Allah muliakan beliau di alam barzakh.
Hobi dr Saifuddin Hamid
Menurut Ustadz Imran Faizin, sosok dr Saifuddin Hamid tak ubahnya manusia umumnya, termasuk dalam keseharian, memiliki hobi yang selalu dilakukan setiap ada kesempatan.
Namun, hobi bukan sembarang hobi. “Setiap libur beliau selalu mengadakan bakti sosial. Jadi, tak mau beliau ada waktu senggang, melainkan memberi manfaat bagi sesama,” katanya.
Baca Juga: Menjauh dari Gaduh
Berkat hobi itu, dr Saifuddin Hamid tak pernah mau ketinggalan dalam setiap aksi bakti sosial di pedalaman. Sebuah titik lokasi yang tak dekat tentunya dan butuh waktu dalam perjalanan.
“Kalau dalam perjalanan, kala malam dan lelah menerpa, beliau memilih tidur di masjid atau mushola, bahkan SPBU untuk istirahat daripada menginap di hotel. Ini bukan soal uang, ya, tapi memang itulah hobinya,” imbuh Ustadz Imran.
Hobi kemanusiaannya memang sangat kental, pada 13 September 2017 bersama BNPB, salah satu pendiri IMS itu berangkat ke Rohingya untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi di sana, yang kondisinya amat memprihatinkan.
“Keadaan pengungsi sangat memprihatinkan sekali,” ungkapnya seperti dirilis hidayatullah.com (30/9/17) pukul 08.00 WIB.
Masih menurut Ustadz Imran Faizin, “Kalau baksos biasa Jum’at sore berangkat. Senin pagi sudah sampai Jakarta lagi dan langsung praktik di Puskesmas Kampung Makassar, Jakarta Timur.”
Legacy
Hidup harus memberikan nilai warisan yang positif (legacy) tampaknya benar-benar dapat kita lihat dari sosok dokter senior ini.
“Beliau bersama IMS telah mengkhitan ribuan muallaf,” kata Ustadz Imran.
Lebih dari itu, upayanya untuk menjaga hubungan vertikal dengan Allah Ta’ala sangat intens beliau lakukan.
“Untuk urusan spiritual, beliau selalu umroh dalam beberapa bulan sekali. Tiap tahun juga mendampingi jamaah haji. Jadi padat aktivitas beliau serta sarat makna dan pengabdian kepada umat,” sambungnya.
Kini sosok yang tinggal di seberang Al-Jazera, Cipinang Cempedak Jakarta Timur itu telah tiada. Segenap keluarga besar IMS dan bahkan Hidayatullah berduka atas kepergian dokter yang gigih dan penuhl legacy ini.
Sekretaris Jenderal Pemuda Hidayatullah, Majelis bin Mustofa menuturkan bahwa dr Saifuddin Hamid juga sangat peduli terhadap generasi muda.
“Selama hidup beliau, sempat beberapa kali mendukung dan bekerjasama membantu BEM STIE Hidayatullah Depok, tepatnya saat seluruh mahasiswa mengadakan kegiatan bakti sosial di Sukabumi,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPW Hidayatullah DKI Jakarta, M. Isnaini mengatakan, “Masya Allah… cukup dekat dengan beliau, beliau sangat baik dan tulus dalam usaha keummatan bersama IMS, beliau dokter senior yang kaya legacy,” ucapnya.
Tidak tertinggal, Direktur Baitul Wakaf, Rama Wijaya menyampaikan, “dr Syaifuddin, pejuang media dan kemanusiaan. Semoga khusnul khotimah dan Allah SWT menerima semua amal baiknya.”
Pimpinan Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Ustadz Syakir Syafi’i juga memberikan kesaksiannya.
Baca Juga: Tegas Membagi Waktu
“dr Saifuddin Hamid adalah sosok yang cukup lekat di mata kader-kader Jogja, karena beliau bersama IMS sangat sering bolak-balik melakukan aksi kemanusiaan di Jogja dan sekitarnya, khususnya dalam tanggap bencana musibah letusan Merapi.”
Lanjutkan Wahai Kaum Muda
Pada akhirnya, generasi muda Hidayatullah dalam hal ini adalah segenap kader dan pengurus serta anggota Pemuda Hidayatullah harus mengambil spirit hidup beliau yang sederhana, namun penuh dedikasi dalam kehidupan umat. Lanjutkan dan hidupkan terus hingga kapanpun dan dimanapun.
Selamat jalan dokter kebanggaan umat yang tak pernah lelah berjuang menebar manfaat dan maslahat. Semoga kami yang di belakang dapat mengambil semangat dan keteladanan yang telah engkau torehkan dalam berbakti kepada umat. Semoga engkau dalam rida dan surga Allah Ta’ala. Aamiin.
Mas Imam Nawawi (Ketua Umum Pemuda Hidayatullah)
Bogor, 24 Jumadil Awwal 1442 H