Home Kisah Selalu Lempar Senyum
Selalu Lempar Senyum

Selalu Lempar Senyum

by Imam Nawawi

Pagi ini (20/2) saya mendapat satu ungkapan Ustadz DR. Nashirul Haq, Lc, MA tentang sahabat saya selama ini (saya rahasiakan namanya). Ia adalah sosok yang selalu mampu lempar senyum.

Sempat dahulu saya berbincang dengannya, bahwa menghadapi masalah, entah perbedaan pendapat atau pun soal komunikasi, jangan pernah kita masukkan ke dalam hati.

Ambil saja pelajaran, temukan saja hikmahnya, lalu hidup seperti seharusnya, yaitu tersenyum.

Baca Juga: Senyum Sebagai Strategi Dakwah

Rasulullah SAW sendiri memang memerintahkan kita untuk melempar senyum kepada saudara seiman.

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi).

Pandangan Gus Baha

Memahami hadits itu kebanyakan orang hanya menerjemahkan dalam bentuk senyum sebagai kebaikan, yang para ulama sangat menganjurkannya.

Akan tetapi, Gus Baha memandang lebih dalam. Bahwa kalau diri lagi tidak enak hati, kemudian kalau jumpa orang cenderung tidak mau interaksi, bahkan tidak mau senyum, maka sebaiknya menyendiri dahulu, tinggal dalam rumah.

Boleh jadi sahabat saya ini memahami hadits itu seperti pandangan Gus Baha. Jadi, ia ingin kalau ketemu orang, baik atau tidak, sikapnya satu, tetap lempar senyum.

Kisah Abu Darda

Abu Darda ra ternyata adalah sosok yang memiliki kisah menarik. Bahkan istrinya pun mengatakan kalau Abu Darda selalu tersenyum setiap usai berkata-kata.

Istrinya menegur agar tidak lagi seperti itu, karena terkesan tolol dan berakal miring.

Tetapi, teguran itu pun tak membuat Abu Darda marah, seperti biasa, tetap tersenyum.

Seiring waktu berjalan akhirnya terkuak, bahwa Abu Darda berlaku demikian, karena ingin meniru Rasulullah SAW yang selalu tersenyum, ramah, kepada siapapun.

Baca Lagi: Bantulah Selalu Orang Lain

Menurut Ibnu Mas’ud, seorang laki-laki mendatangi Rasulullah dan menghamburkan kata-kata keras kepadanya hingga urat lehernya terlihat dengan jelas.

Dengan santun Muhammad berkata, “Berlemah lembutlah. Aku bukanlah raja, aku hanya putra dari seorang perempuan yang makan daging kering.”*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment