Home Berita Sekolah Negeri Pungut Infak, Ganjar Kaget
Sekolah Negeri Pungut Infak, Ganjar Kaget

Sekolah Negeri Pungut Infak, Ganjar Kaget

by Imam Nawawi

Berita baru menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kaget ada sekolah negeri (SMK) masih “kreatif” menarik uang dari siswa dengan sebutan infak.

Hal itu seperti dilaporkan oleh detik.com dengan judul berita: “Ganjar Kaget saat Tahu Ada Pungutan Infak SMK Negeri di Rembang.”

Ganjar mengatakan bahwa sekolah negeri telah dilarang untuk melakukan pungutan kepada siswa.

Baca Juga: Anakku Bercerita Buku

“Saya pastikan suruh kembalikan. Kalau tidak, kepala sekolahnya yang suruh berhenti jadi kepala sekolah,” jelas Ganjar.

Soal Klasik

Pungutan iuran pada banyak sekolah negeri kerap kali menjadi topik pemberitaan, bahkan perhatian dan perdebatan masyarakat.

Pertanyaannya adalah mengapa hal itu terjadi?

Secara rasional bisa kita lakukan beberapa pendekatan empiris. Misalnya soal keterbatasan anggaran. Kemarin kita membahas soal mahalnya biaya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Sekarang Sekolah Menengah.

Bisa kita asumsikan bahwa anggaran benar-benar terbatas. Pemerintah dalam masalah ini belum memberi jawaban jelas, sehingga “kreativitas” yang meresahkan wali murid sering datang mengguncang hati.

Ketika sebuah sekolah fasilitas berupa bangunan, buku dan peralatan perlu peremajaan, sementara dana dari pemerintah tidak ada, maka guru dengan rasa peduli akan bermusyawarah dan melibatkan wali murid menjawab itu semua secara swadaya.

Jika tidak melakukan langkah itu, maka pendidikan akan berjalan sangat apa adanya. Lalu bagaimana dengan tuntutan kualitas, yang tidak saja datang dari pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Namun tentu saja pemerintah juga telah mengupayakan langkah konkret. Namun kenyataannya, khusus di Rembang, Jawa Tengah, Gubernur Ganjar harus kembali mengelus dada.

Dan, menyorot kepala sekolah semata sebenarnya langkah awal, selanjutnya cek bagaimana pemerintahan bekerja untuk sekolah tersebut, sehingga ketemu solusi yang komprehensif. Bukan ramai pada pemberitaan, namun sepi dari progres perbaikan yang semua pihak mengharapkannya.

Visi Guru

Lebih jauh, langkah yang penting dan mendesak pemerintah lakukan adalah membangun visi dan mentalitas guru.

Baca Lagi: Berteman dengan Buku

Membangun visi dan mentalitas guru yang kuat butuh penyadaran dan penguatan komitmen setiap guru dalam menjalankan tugas dan amanah.

Tanpa visi dan mentalitas, guru bisa terjebak pada pragmatisme, baik dengan maksud dan cara yang baik ataupun sebaliknya.

Semakin sibuk pemerintah membangun sekolah, tetapi tidak maksimal dalam membentuk visi dan mental guru, pendidikan hanya akan jalan di tempat.

Apalagi sekarang, tantangan pendidikan lebih kepada karakter dan integritas serta keteladanan guru. Sebab hadirnya AI telah menjadikan siappaun mudah mengakses apapun dengan bantuan internet.

Oleh karena itu pemerintah perlu mendorong setiap guru memiliki mental pembelajar sepanjang hayat yang menjadi teladan bagi generasi bangsa. Hanya langkah ini yang menyelamatkan Indonesia dari gempuran plagiarisme di bidang pendidikan, yang mana semua data dan informasi telah terbuka melalui internet.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment