Home Kajian Utama Seindah-Indah Cinta

Seindah-Indah Cinta

by Imam Nawawi

Seindah-indah cinta, apakah itu? Apakah anak muda yang menemukan pujaan hati. Atau kah orang yang lama dalam perjalanan dan bertemu dengan pelabuhan hati?

Cinta kata orang misteri. Yang lain mengatakan cinta itu anugerah juga musibah. Tidak ada yang sama, tapi satu hal semua orang berbicara tentang cinta.

Lalu mana cinta yang kadar keindahannya hakiki dan pasti?

Baca Juga: Cinta yang Membunuh

Inilah yang akan jadi bahasan kita lai ini. Mari bersama-sama kita mulai.

Cinta kepada Keimanan

Alquran memberikan jawaban periha seindah-indah cinta itu. Yakni ketika hati cinta pada keimanan.

“Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (QS. Al-Hujurat: 7).

Cinta kepada keimanan dalam Tafsir Al-Mukhtashar berarti hati menjadi benci kepada kekufuran. Tidak suka pada kemaksiatan, ketidaktaatan dan seterusnya.

Orang yang hatinya seperti itu berarti ada sifa-sifat yang baik dan siap meniti jalan yang lurus dan benar.

Cinta pada iman itulah yang melahirkan sikap mendengar dan taat kepada Allah dan Rasl. Tidak memilih satu tindakan kecuali yang Alalh dan Rasul-Nya cintai.

Cinta Lahirkan Energi

Cinta memang kekuatan. Kadangkala tak perlu alasan mengapa orang cinta sesuatu.

Seperti anak kecil mencintai game, seluruh waktu ia akan gunakan untuk bermain game. Sedikit tidak ketemu game hatinya gelisah.

Tetapi ada pula anak yang hatinya cinta kebaikan, sehingga walau pun kecil ia rajin ke masjid. Suka terlihat menikmati sholat.

Cinta Memang Aneh

Jadi, cinta memang aneh, tetapi sangat bertenaga dan menggerakkan. Cinta bisa hadir dalam diri siapa saja.

Nah, satu-satunya cinta yang perlu kita perjuangkan dalam hidup ini adalah bagaimana diri bisa memiliki seindah-indah cinta, yakni cinta pada keimanan yang menjadi syarat selamat hidup, dunia dan akhirat.

Baca Lagi: Dari Kagum Menjadi Cinta

Ibn Taimiyyah memberikan penjelasan kapan cinta kepada keimanan itu benar-benar datang.

Yaitu ketika diri cinta kepada Allah maka bertambah pula frekuensi ibadah kepada-Nya. Setiap kali ibadah meningkat, maka makin bertambah pula cinta kepada-Nya dan ia akan selalu mengistimewakan-Nya dari yang lain.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment