Sore (17/9/24) saya berdialog dengan dua teman. Satu sedang membahas tentang betapa mendapatkan rezeki tidak mudah. Satu mengatakan bahwa ini era serba sulit. Namun saya berikan satu kalimat tegas kepada keduanya. “Teman-teman, sebelum kita lahir ke dunia, alam semesta ini telah Allah tentukan hukum-hukum-Nya. Tidak perlu takut, jangan khawatir”.
Kalau kita beriman, apabila kita melakukan kebaikan dan ikhlas, maka semua itu kembali kepada diri sendiri. Tidak akan lari kepada orang lain, apalagi yang perilakunya memang menjauh dari Tuhan.
Sebuah rumus bahwa hidup ini adalah bagaimana mengisi hari ini dengan kebaikan nyata. Bukan menyatakan harapan dan impian, tapi lupa mengerjakannya melalui tindakan.
Selain itu, pagi hari saya menyimak Youtube Fahrudin Faiz, pakar filsafat yang banyak mengulas soal ketenangan hati. Ia mengulas perihal “The Law of Vibration.”
Semua Bergetar
The Law of Vibration secara sederhana bisa kita pahami sebagai hukum yang menyatakan segala sesuatu di alam semesta bergetar pada frekuensi tertentu.
Ini termasuk benda fisik, pikiran, emosi, dan bahkan realitas itu sendiri. Frekuensi getaran ini menciptakan energi yang menarik hal-hal serupa ke arahnya.
Nasihat orang terdahulu, kalau mau baik, hiduplah bersama orang-orang yang saleh. Mungkin ini yang kita kenal dengan “The Law of Vibration”.
Seorang pencuri tak mungkin tergetar kesadaran dan hatinya untuk memikirkan perihal keperluan-keperluan majelis taklim. Karena getarannya jauh berbeda, bahkan sangat bertentangan.
Dalam kata yang lain, kalau kita dari pikiran, hati, perasaan dan keinginan selalu mengarah pada kebaikan, maka berbagai macam kebaikan akan tertarik dan menguatkan kita sendiri.
Namun, kita harus memahami bahwa “The Law of Vibration” adalah konsep yang masih diperdebatkan dan belum terbukti secara ilmiah.
Hukum Nikmat
Allah Ta’ala di dalam Al-Fatihah mendorong kita meminta hidup dalam jalan orang yang telah Allah beri nikmat. Yakni jalan Nabi dan Rasul dan jalan pejuang kebenaran.
Artinya, hidup yang benar dalam pandangan Allah adalah hidup yang orang tidak takut menghadapi keadaan apapun itu.
Baca Lagi: Anak Muda Harus Siap Memimpin
Hatinya selalu yakin kepada Allah, sehingga ia tak pernah dibantai oleh kegalauan betapapun kesulitan seperti sangat berat ia hadapi.
Dan, seperti orang-orang terdahulu, orang yang dapat nikmat Allah adalah yang tak terpedaya oleh kehidupan fana. Pada saat yang sama sangat antusias dan yakin mampu menghadapi ujian yang menghadang.
“Tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzab: 22).
Ujian kadang kala adalah anugerah untuk umat Islam meraih kemenangan atau kemuliaan. Jadi, tenanglah!
Hadapi kehidupan dunia ini dengan iman. Insha Allah apa yang menjadi beban berat bagi pikiran dan hati, perlahan-lahan akan sirna. Dan, kita akan mendapatkan pertolongan Allah, insha Allah. Sebab sejatinya kesulitan-kesulitan hidup kita adalah mudah bagi Allah menghilangkannya. Tetapi hidup memang soal ujian, agar kita fokus melakukan amal-amal terbaik.*