Home Berita Sarjana Muslim Jadilah Pemain Terbaik
Sarjana Muslim Jadilah Pemain Terbaik

Sarjana Muslim Jadilah Pemain Terbaik

by Imam Nawawi

Sarjana Muslim berhentilah jadi penonton. Itu kalimat yang saya tangkap usai pelaksanaan agenda Penugasan Kader Dai Sarjana gawean STIE Hidayatullah Depok bersama Laznas BMH (7/6/22).

Kalimat itu merupakan ungkapan nasihat dan injeksi semangat dari Wakil Dekan Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Hendri Tanjung.

Baca Juga: Problem Besar Pasca Pendidikan Tinggi

Pria yang merupakan kolega dekat Almarhum Dr. Abdul Mannan, MM itu benar-benar membangkitkan semangat para dai sarjana yang akan tugas ke berbagai daerah di Indonesia.

Jadilah Pemain Terbaik

“Setiap orang diberikan oleh Allah karunia skil yang berbeda beda. Kita semua di ruangan ini punya skil yang berbeda beda. Maka kita lihat orang dengan skilnya, dan kalau kita bekerja yang sesuai dengan skil kita, kita happy. Bahagia. Kita enak,” katanya.

Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (LSP BWI) menegaskan, untuk tampil terdepan dan menjadi pelopor maka kita harus memilih mau menjadi pemain atau sekedar penonton.

Memilih menjadi pemain memang berisiko; bisa kena tekel, bisa patah tulang. Seperti pemain bola.

“Memang lebih enak jadi penonton. Tapi ingat, tidak pernah ada penonton terbaik, yang ada adalah pemain terbaik. Untuk itu, dibutuhkan mental yang kuat. Dengan begitu, kita berdakwah dengan rapi, berdakwah dengan cara yang terorganisir,” tukasnya.

Bekal Pemain

Pemain terbaik selalu fokus mengumpulkan bekal. Bekal paling utama, terutama dengan gelar sarjana adalah kecintaan terhadap ilmu.

“Jangan bosan untuk belajar. Belajarlah, karena kita perlu. Tapi ilmu yang didapatkan juga harus diamalkan, sebab akan sia-sia jika hanya menjadi pengetahuan belaka,” katanya menandaskan.

Artinya seperti sebuah pisau atau parang, harus sering diasah agar tajam dan mudah untuk jadi alat andalan dalam melaksanakan tugas pertanian dan perkebunan.

Baca Lagi: Pesan Gus Baha Jauhi Malas Itu Sumber Bahaya

Jadi, jangan mentang-mentang lulus sarjana kemudian berhenti belajar. Justru inilah awal untuk benar-benar menguji apakah diri memiliki karakter pembelajar atau tidak.

Lebih jauh ilmu yang ada dan telah menjadi milik diri harus sepenuhnya bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Karena sebaik-baik manusia menurut Nabi Muhammad SAW adalah yang paling bermanfaat bagi banyak orang.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment