“Santri Bangkit Untuk Indonesia Maju dan Berdaya” merupakan tema yang Laznas BMH angkat dalam peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2022.
Dalam kesempatan itu hadir tiga narasumber yang dimoderatori oleh Mas Imam Nawawi. Yakni pegiat media sosial, Zahid Samosir, pakar pendidikan Islam, Dr Tasrif Amin, dan Direktur Prodaya Laznas BMH Pusat, Zainal Abidin.
Baca Juga: Santri Bicara Kepemimpinan Umat
Menarik uraian yang Zahid Samosir paparkan. Dengan suara yang berapi-api ia berikan semangat kepada para santri yang berlangsung di Pesantren Darul Quran, Al-Kautsar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat itu.
Menaklukkan Media Sosial
Zaman modern ini, informasi dalam dunia internet jadikan siapapun mudah mengakses informasi yang kian hari kian berkembang.
Kini telah menjadi tantangan bagi kaum muslimin karena dunia internet adalah dunia tanpa batas.
Semua harus mampu mengendalikan dan mengawasi diri sendiri. Bahkan menjadi sebuah kesempatan menabung di akhirat kelak.
Entah itu menabung kebaikan atau menabung keburukan. Dunia internet atau media sosial adalah sebuah kesempatan bagi kita berdakwah kepada masyarakat dengan tidak memandang jarak jauh ataupun dekat.
Oleh karena itu pesan yang saya tangkap adalah generasi muda Islam harus mampu menaklukkan media sosial dengan nilai dan warna dakwah.
Ilmu
Berdakwah, perlu ilmu. Kaum muslimin masih minim dalam literasi bahkan pedoman hidupnya juga yakni Alquran. Oleh karena itu kita harus berupaya mencintai ilmu.
Caranya simpel, seperti Zahid Samosir tegaskan.
“Sesungguhnya cinta itu dimulai dari paksaan, dan lama kelamaan maka akan tumbuh cinta itu sendiri,” ungkap alumni Al-Azhar Kairo itu.
“Ingatlah wahai santri, orang-orang di luar sana menunggu kalian bersama layar handphonenya juga. Jagalah semangat dalam menuntut Ilmu, jaga persahabatan dan kekeluargaan sebagai santri, dan menyatulah kalian wahai para santri walaupun sudah lulus dalam pendidikan, serta teruslah bertahan dengan menghidupkan hati hati kalian guna hidup yang punya tujuan,” pesannya lagi kepada para santri.
Optimis
Menyimak uraian itu kita hanya punya satu pilihan, yakni optimis. Optimis menjadi santri hari ini untuk bisa memimpin pada masa mendatang.
Baca Lagi: Persahabatan Iman
Dakwah harus jadi jalan hidup kita. Dan, itu berarti mengisi hari-hari dengan ilmu, amal dan ibadah kepada-Nya.
Mengingat tantangan terberat saat ini ada pada media sosial, maka sudah seharusnya kita bersiap diri memberi warna dan pencerahan kepada umat melalui media sosial.
Seperti kata Nabi, sampaikan walau hanya satu ayat.*
Unaisah_Alumni STIS Hidayatullah Balikpapan