Dunia sedang mengarahkan pandangannya kepada Sadio Mane. Sosok pemain asal Senegal yang tidak hanya bersinar di Liverpool tetapi juga bersinar untuk negaranya.
Senegal berhasil menundukkan Mesir dalam drama adu penalti pada babak final Piala Afrika 2021.
Baca Lagi: Sepakbola, Realitas dan Regenerasi
Menariknya fakta itu adalah buah dari ketiga kalinya Senegal masuk final dan pada kali ketiga inilah keluar sebagai juara.
Pada laga yang berlangsung di Paul Biya Stadium, Olembe, Senin (7/2/2022) dini hari WIB itu kedua tim tampil habis-habisan. Namun dalam waktu normal hasil masih imbang 0-0.
Kiprah Mane
Sadio Mane tentu akan menjadi buah bibir atas kemenangan Senegal. Wajar, Sadio Mane merupakan pemain kunci yang dikenal dunia.
Mane sendiri merupakan seorang pria kelahiran 10 April 1992. Sebelum bermain untuk Liverpool ia telah bermain untuk Southampton, Red Bull Saizburg dan Meltz.
Kesabaran dan konsistensinya dalam berlatih menjadikan Mane sosok pemain bola yang sangat bersinar.
Bahkan absennya Mane di Liverpool dinilai para analis sepakbola dapat menurunkan performa tim asuhan Jurgen Klop itu.
Lionel Messi pun menilai bahwa Sadio Mane merupakan pemain terpenting di Anfield.
Bersama Salah, Mane mampu menjadi partner yang saling menguatkan. Sekalipun dalam jumlah produktivitas gol, Salah masih lebih unggul dari pada Mane.
Namun ketika akhirnya Senegal tampi sebagai juara Piala Afrika 2021 bukan tidak mungkin Sadio Mane akan jadi rebutan klub-klub besar ke depannya.
Peduli
Pada posisi seperti Sadio Mane sekarang sebenarnya ia bisa saja menjadi manusia yang menikmati usahanya bagi dirinya sendiri.
Akan tetapi hal itu tidak pernah ia lakukan. Dengan gaji tinggi, senilai 5,8 juta euro atau Rp. 97,2 miliar, Mane tetap menjadi pribadi rendah hati dan sangat peduli.
Ia berjuang bagaimana nilai-nilai Islam hadir di dalam dirinya. Dengan kekuatan finansial yang ada pada dirinya, Mane selalu membantu yang membutuhkan.
Sedhiou, merupakan salah satu wilayah yang tertinggal di negaranya, Senegal. Pada tempat kelahirannya itu Sadio Mane berupaya membantu pemerintah kota setempat.
Baca Lagi: Membingkai Kekalahan Timnas Indonesia
Ia membantu pembangunan infrastruktur penting di Senegal, seperti rumah sakit dan masjid. Bahkan ia juga ikut membangun sekolah.
Dalam upaya membangun sekolah, Mane tidak ragu mengeluarkan gaji miliknya sebesar Rp. 4,18 miliar.
Jadi pada sosok Sadio Mane generasi muda Islam Indonesia harus berpikir maju. Tekunlah menempa bakat dan minat sampai pada tahap profesional. Kemudian berdakwahlah dengan profesionalitas yang hadir dalam dirinya.
Dengan begitu insha Allah sinar Islam bisa memancar juga dari beragam bidang kehidupan. Sebagaimana saat ini, Sadio Mane melakukannya dari lapangan sepakbola.*