Setiap tahun sebagian umat Islam merayakan Isra’ Mi’raj. Tetapi kita perlu melangkah lebih dalam, bagaimana menjadi pribadi yang sadar Isra’ Mi’raj.
Isra’ Mi’raj terjadi usai peristiwa besar yang begitu berat bagi Nabi SAW. Yakni wafatnya sang istri tercinta dan paman sang pembela setia.
Lalu apa dan mengapa isra’ mi’raj perlu bagi Nabi SAW?
Tidak lain agar Nabi SAW lebih utuh dan menyeluruh dalam memahami hakikat hidup ini.
Salah satu cara adalah agar Nabi Muhammad menerima wahyu (perintah) shalat, langsung dari Allah.
Tentu saja itu sekaligus untuk menenangkan hati Rasulullah SAW yang masih dalam kondisi berduka.
Dan, dalam rangkaian Isra’ Mi’raj, Nabi SAW berkesempatan masuk dan melihat surga.
Baca Juga: Energi Shalat untuk Hidup Tetap Sehat
Artinya, ancaman Allah berupa neraka dan janji Allah berupa surga itu ada dan nyata. Nabi Muhammad SAW yang menyaksikan secara lahir dan batin.
Masjidil Aqsa
Pertanyaannya mengapa Nabi SAW harus menjalani perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
Lebih tegas, mengapa Masjidil Aqsa menjadi landasan “take off” bagi Buraq menuju ke langit?
Dalam kitab “Marah Labid” atau Tafsir Al-Munir karya Imam Nawawi Al-Bantani, hal itu karena posisi Masjidil Aqsha tegak lurus dengan jalan menuju pintu langit, sehingga tidak ada hambatan secara saintifik (lihat buku “Kejadian Isra’ Mi’raj: Sebelum-Saat-Sesudah” karya Shabri Shaleh Anwar).
Hikmah yang dapat kita ambil juga dari peristiwa isra’ mi’raj adalah kita penting menyadari eksistensi Masjidil Aqsa, sebagai kiblat pertama umat Islam.
Saat ini, mungkin umat Islam mudah datang ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, namun belum untuk ke Masjidil Aqsha. Jadi, ada hal yang harus umat Islam perjuangkan.
Shalat
Inti Isra’ Mi’raj jelas adalah shalat. Tepatnya, shalat lima waktu, Subuh sampai Isya.
Nabi SAW menggambarkan orang yang shalat seperti orang yang dalam hidupnya dekat dengan sungai dan ia mandi 5 kali sehari.
Tentu saja orang yang shalat adalah orang yang bisa bersih jiwa dan raganya. Artinya out put shalat itu jelas, kesucian jiwa, kebaikan akhlak.
Baca Lagi: Mari Rawat Cita-Cita Kita
Hal itu karena shalat adalah ibadah yang paling agung, utama dan penting dalam cara mendekatkan diri kepada-Nya.
Jadi ini sebuah penjelas mengapa shalat Nabi SAW sebut sebagai tiang agama.
Dan, seperti kita tahu dalam sejarah, ibadah seperti puasa, berbakti kepada orang tua Allah perintahkan setelah shalat Allah wajibkan untuk kita.
Dengan demikian sadar Isra’ Mi’raj artinya insaf secara mendalam bahwa kita harus benar-benar mendirikan shalat.*