Sadar gejolak diri ini lahir sebagai bahasan kali ini karena inspirasi dari ungkapan Buya Hamka pada Januari 1950 tentang anak muda dalam buku “Pribadi Hebat”.
“Bebanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu!”
Petaruh Buya Hamka itu mengandung pesan sekaligus motivasi yang kuat dan relevan bagi kaum muda. Baik dalam konteks pengembangan diri dan pembentukan kepribadian.
Untung Buya Hamka tidak berkata ala anak muda sekarang, “Bebanmu akan berat, biar aku saja, kamu gak kuat”. Oleh karena itu pesan itu memang benar-benar anak muda butuhkan untuk maju dan cemerlang saat Indonesia Emas 2045.
Bebanmu Akan Berat, Jiwamu Harus Kuat
Kalimat itu menggambarkan bahwa perjalanan hidup, terutama di masa muda, setiap orang akan bertemu dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Jadi, jangan cengeng kalau ketemu beban. Angkat! Taklukkan!
Masa muda adalah fase pembentukan karakter, di mana tekanan dari lingkungan, ekspektasi, dan tanggung jawab sering kali terasa berat.
Oleh karena itu kaum muda jangan mudah mengutamakan keluhan dalam menghadapi tantangan. Tetapi cobalah terobos dengan sungguh-sungguh apa makna dari setiap beban dan cobaan yang tengah dihadapi.
Lebih jauh, Buya Hamka ingin kaum muda memiliki kekuatan batin. Dalam bahasa kekinian, anak muda harus punya ketangguhan mental dan emosional. Yaitu kemampuan untuk tetap tegar dan tidak mudah putus asa ketika dihadapkan pada rintangan. Seperti dahulu para pahlawan bangsa berjuang meraih kemerdekaan.
Peluang
Jika kaum muda sadar akan hal di atas, maka ia akan bertemu peluang. Buya Hamka berkata, “Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya”.
Kalimat ini memberikan dorongan positif dan keyakinan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi berat, ada harapan besar bahwa kaum muda akan berhasil.
Artinya jelas, kaum muda harus punya percaya diri dan optimisme, yang penting bagi perkembangan diri kaum muda.
Baca Juga: Hidup Bahagia dan Membahagiakan
Kepercayaan ini mendorong mereka untuk tetap melangkah maju dengan keyakinan bahwa upaya mereka akan membuahkan hasil. Kaum muda yang punya keyakinan seperti ini akan lebih termotivasi untuk mengejar impiannya.
“Kuatkan pribadimu!”
Nah, pada bagian ini adalah panggilan untuk membangun dan memperkuat kepribadian. Dalam proses pengembangan diri, kaum muda perlu berfokus pada peningkatan karakter, seperti integritas, keberanian, disiplin, dan empati.
Menguatkan pribadi berarti membentuk jati diri yang kokoh, yang tidak mudah tergoyahkan oleh pengaruh negatif dari luar. Ini menekankan pentingnya ketahanan karakter dan kematangan emosional, yang akan membantu kaum muda menjadi individu yang tangguh dan mampu menghadapi berbagai situasi dalam hidup.
Jadi, kaum muda itu jangan berpikir pendek, maunya senang hari ini, dekat-dekat pejabat tanpa ide dan maslahat yang jelas akan dibuat. Kata orang sekarang, “Jangan ya dek ya!”
Kendalikan!
Karena bagaimanapun kaum muda itu punya darah panas, mudah mendidih, mudah ikut arus. Karena itu hal yang utama harus ada di dalam diri anak muda adalah kesadaran akan gejolak diri.
Seperti Nabi Yusuf as, ia sadar hawa nafsu merusak, maka ia berjuang kuat untuk tak tergoda oleh apapun, bahkan rayuan seorang wanita yang sebenarnya telah lama takluk kepadanya.
Begitu pun dengan sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit, semua gejolak dalam dirinya ia kerahkan untuk mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga ia menjadi ahli bahasa Yahudi dan Suryani. Pada saat yang sama ia juga ahli Alquran. Itulah contoh kaum muda teladan.*