Home Kisah Sabtu Bisa Melepas Rindu
Sabtu Bisa Melepas Rindu

Sabtu Bisa Melepas Rindu

by Imam Nawawi

Sebagai sosok ayah, sangat bahagia rasanya, kala saya mendapat kesempatan menemani buah hati berenang. Ya, inilah Sabtu yang saya bisa melepas rindu anak-anak bersama abahnya.

Berenang ala mereka lebih ke hiburan, bukan seperti olahraga renang. Jadi banyak melompat, menyelam dan sesekali mencoba lokus yang dalam.

Tapi itu saya kira cukup untuk melatih motorik, reflek dan mental di ruang nyata. Jauh lebih baik daripada menggenggam smartphone dengan aplikasi game berjam-jam lamanya.

Baca Juga: Saatnya Ucapkan Ayahku Pahlawanku

Seperti kehidupan semua makhluk, otot dan akal memang harus dilatih sinkron dalam realita. Semakin terlatih semakin cekatan dalam menghadapi realita kehidupan.

Karena renangnya begitu, mereka bisa 2 jam minimal berendam di kolam. Kemarin mereka tembus 4 jam, sampai kedua telapak tangan mereka keriput.

Saya senang melihat wajah mereka yang terus memancarkan kebahagiaan. Seperti bulan purnama yang tak pernah lelah menembakkan cahaya ke bumi sepanjang malam. Cerah nan meneduhkan jiwa.

Nasihat Prof Hamid

Sebelum pergi berenang, saya mendapati quote bagus. Quote tentang keluarga itu bersumber dari status FB Prof Hamid Fahmy Zarkasyi.

“Membangun sebuah bangsa yang besar dimulai dari pembangunan individu. Kualitas individu dibentuk dan ditentukan oleh pendidikan rumah tangga.

Bagaimana kualitas suatu rumah tangga atau keluarga begitulah anak-anak generasi yang akan lahir dari padanya.

Jika pendidikan keluarga menghasilkan individu yang memiliki kesadaran moral yang tinggi dan mental yang kuat, maka pendidikan sekolah akan menyempurnakan pendidikan keluarga tersebut dan masyarakat hanya akan memperkaya pengalaman hidupnya.

Maka tidak salah jika seorang ibu dalam rumah tangga disebut sebagai sekolah kehidupan.”

Sehari sebelumnya, saya juga diskusi dengan 3 senior di Jakarta. Satu tema yang juga dapat penekanan adalah tentang keluarga.

Syukur sebelum berangkat berenang istri menyediakan sarapan bergizi bagi saya dan anak-anak. Anak-anak pun lincah dalam kegiatannya.

Sebagaimana nasihat Prof Hamid maka besar harapanku aktivitas menemani anak-anak berenang ini menjadi bagian proses penting mereka tumbuh sebagai individu yang kuat. Kuat secara moral, intelektual dan juga sosial.

Sebab dunia ini seutuhnya dalam genggaman Allah Ta’ala. Maka harapan terbaik hanya patut kita sandarkan kepada-Nya. Meski diri telah ikhtiar sekuat tenaga.

Pemimpin Negeri

Suatu waktu Ustadz Suharsono pernah berkata. Bahwa beliau memiliki hingga 12 anak jangan dilihat dari sudut pandang ekonomi. Tetapi pandanglah dari perspektif petani.

Baca Lagi: Jadilah Produsen Gagasan

Kalau ada petani punya lahan 1 hektar, apa iya ia hanya akan tanam 1 pohon durian. Tentu ia akan tanam sebanyak-banyaknya. Begitupun soal memiliki anak.

Bayangkan anak kita itu jadi presiden, gubernur dan orang yang bisa membawa kebaikan. Bukankah itu membahagiakan?

Jadi, saya ketika menemani mereka berenang, dalam hati kutancapkan keyakinan, bahwa sekarang mereka masih anak-anak. Kelak mereka akan jadi pemimpin negeri.

Jadi Sabtu ini adalah hari aku melepaskan rindu akan pemimpin negeri yang sekarang masih anak-anak. Sekali lagi, semoga Allah meridhoi.*

Mas Imam Nawawi

 

 

Related Posts

Leave a Comment