Dalam talkshow kebaikan yang menjadi rangkaian Public Expose BMH 2024 (5/2/24), Kang Maman kembali hadir berkisah tentang kebaikan. Satu kalimat membuat Kang Maman tak kuasa membendung emosinya dan meneteskan air matanya.
Semua hadirin terenyuh. Bahkan Pimpinan Baznas RI, Rizaluddin Kurniawan juga nyaris terseret suasana itu.
Usai Kang Maman bercerita, Rizaulddin berkata, “Subhanallah, Allah menjadikan manusia bisa menangis. Ada tangisan kesedihan dan ada tangisan kebahagiaan. Tinggal kita memilih tangisan yang mana dalam hidup kita.”
Anak Membaca Buku secara Terbalik
Pada momentum yang syahdu itu, yang seluruh peserta baru saja mendirikan shalat Ashar berjama’ah, Kang Maman menuturkan kisanya di Sulawesi Barat.
Baca Juga: Menemukan Makna Sejati Hidup
Kala itu Kang Maman datang dengan membawa bantuan buku. Saat perahu yang ditumpanginya tiba di sebuah pulau, Kang Maman menyaksikan anak-anak aktif membaca.
Dalam beberapa sapuan pandangan, tak ada yang aneh. Sampai kemudian Kang Maman melihat anak perempuan dengan tubuh paling besar namun membaca buku dalam kondisi terbalik.
Anak ini belum bisa membaca, batin Kang Maman. Tak menyalahkan apalagi langsung membenarkan posisi buku, Kang Maman rela bersabar sampai semua anak-anak selesai membaca.
Saat tinggal anak itu sendiri, barulah Kang Maman mendekat dan membalikkan buku itu pada posisi yang tepat untuk dibaca.
Anak itu tersenyum, bahagia dan berterimakasih. Kejadian pun berlalu.
Sampai akhirnya tiba masa satu tahun berlalu, Kang Maman kembali datang ke pulau itu. Mendekati garis pantai, sejumlah anak-anak menyambut dengan segera berenang, mendekat ke perahu.
Tak kecuali anak yang tahun lalu itu membaca dalam keadaan buku terbalik.
Setiba di atas perahu, anak itu bertanya. “Om masih ingat saya?”
Kang Maman bilang, “Tidak.”
“Saya anak yang om betulkan posisi buku saya yang terbalik. Sejak itu saya bertekad saya harus bisa membaca, saya harus bisa membuat om bahagia,” tuturnya.
Saat melafalkan kata demi kata anak itu, Kang Mamah sejenak menahan nafas, berhenti, lalu kembali bertutur dalam keadaan bibir sudah tak kuasa menahan tangis, air mata pun memaksa keluar menambah forum kian penuh keharuan.
Penuh Pelajaran
Kisah Kang Maman bukan cerita heroik yang imajinatif, layaknya film One Piece yang penuh adegan aneh.
Ini kisah hidup manusia sehari-hari, yang ingin bisa membaca.
Baca Lagi: Menggali Ide Kang Maman
Dan, kita melihat betapa tidak semua anak bisa membaca buku. Saya sendiri lahir dalam sebuah rumah yang tak begitu banyak buku.
Mau membeli buku harus ke kota. Jarak jauh, ongkos mahal, sementara kebutuhan makanan tak mungkin ditunda.
Fakta-fakta itu memang memprihatinkan, tapi sebenarnya itu ladang luas untuk kita menanam kebaikan.
Oleh karena itu Kang Maman berpesan mari berbuat dari yang bisa kita mulai lakukan. Jangan terlalu jauh, berpikir akan berbuat baik saat punya ini dan itu.
Mari lakukan kebaikan itu sekarang juga, kepada siapapun dan dimanapun. Sungguh tak ada kebahagiaan sejati, melainkan dengan bisa membahagiakan orang lain.*