Bersyukur kehadirat Allah, 31 Juli 2021 menjadi waktu yang begitu padat dengan aktivitas keilmuan. Termasuk kala malam tiba, saya mendapati penjelasan mendalam bahwa idealnya rumah menjadi bi’ah sholihah.
Paparan itu disampaikan oleh pakar parenting nasional, Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, secara virtual dalam diskusi online yang digelar oleh Pusat Kajian Strategis Pendidikan Islam Indonesia yang dinahkodai oleh Ustadz Abdullah Mustofa.
Rumah itu adalah lingkugan yang paling awal. Maka idelanya anak-anak itu tumbuh dengan baik dari rumah kita sendiri, sebelum ke lingkungan di luar rumah.
Baca Juga: Masa Depan Anak Kita
Bi’ah sendiri ada tiga, yakni bi’ah yang rusak, kemudian bi’ah yang baik (bi’ah hasanah) dan paling ideal bi’ah sholihah.
Menurut Ustadz Fauzil, bi’ah sholihah ialah bi’ah yang sangat mendukung terhadap kebaikan-kebaikan bagi anak di rumah,” tegasnya.
Unsur Rumah Sebagai Bi’ah
Rumah dikatakan bi’ah jika memiliki beberapa unsur. Pertama adalah tempat. Jelas, rumah itu sudah nama lain tempat.
Kedua, orang. Yang dimaksud ialah ada interaksi di dalamnya. Orangtua dan anak tidak cukup hanya berada di rumah sama-sama, seperti era pandemi sekarang ini, tetapi perlu interaksi.
Rumah yang tidak ada interaksi antara anak dan orangtua jelas tidak mendukung langkah menjadikan tempat tinggal itu sbeagai bi’ah sholihah.
Ketiga, afkar (pemikiran). Yang dimaksud ialah di dalam rumah harus tumbuh tradisi berpikir yang mendorong anak-anak tidak sekedar melakukan kebaikan, tetapi juga mmapu menghayatinya, meresapinya, sehingga lahir kesadaran dan pemahaman bahwa yang dilakukan berupa kebaikan itu memang perlu dan menguntungkan serta menyelamatkan kehidupannya.
Keempat, iaalah ‘adah (adat) yang artinya kebiasaan. Secara arti ‘adah adalah rangkaian pola kebiasaan, perilaku, yang lahir dan muncul dari pemikiran (afkar).
“Jadi anak-anak tidak cukup diberi aturan-aturan. Mereka perlu diberikan penjelasan (afkar). Kalau afkar tidak terbangun, maka kebiasaan itu walaupun baik akan sangat mudah luntur,” tegas beliau.
Utamakan Hormat Baru Ta’at
Nah, sekarang kita masuk pada sisi yang banyak orang tua kadang bingung dengan tingkah polah anak-anaknya.
Ustadz Fauzil menjelaskan bahwa orang tua harus memahami bahwa menanamkan sikap hormat kepada anak itu lebih dahulu daripada ketaatan anak kepada orang tua.
“Antara anak dengan orang tua itu harus ada dua hal, yakni tsiqoh dan hormat (respect). Kalau kedua hal itu, maka insha Allah anak-anak kita tidak terlalu sulit diarahkan,” katanya.
Oleh karena itu hormat lebih baik daripada taat.
“Kalau anak kita betul hormat kepada orang tua, maka walaupun orang tua sedang tidur, taatnya anak masih ada.
Tapi, kalau taat didahulukan, terlebih itu karena kuatnya daya paksa orang tua, tidak lahir dari pemikiran yang meresap, maka ketika orang tua tidur, perintah (ketaatan anak_ itu pun akan tidur,” jelasnya.
Dengan demikian, rumah sebagai bi’ah sholihah adalah sisi yang penting untuk disadari dan terus diupayakan tegak di dalam kehidupan kita.
Baca Juga: Disentil Ustadz Fauzil
Insha Allah ketika rumah berhasil menjadi bi’ah sholihah, maka anak-anak akan tumbuh baik dan kokoh imannya. Bahkan ibadah yang dilakukan pun, bukan karena sebatas kebiasaan, tetapi karena ia paham bahwa ibadah itu perlu dan sangat dibutuhkan.*