Home Hikmah Rugi yang Tak Disadari
Rugi yang Tak Disadari

Rugi yang Tak Disadari

by Imam Nawawi

Seperti anak kecil, bagi mereka hidup yang penting makan yang manis. Keterbatasan pemikiran menjadikan mereka sulit menerima nasehat. Hal itu wajar karena memang mereka belum bisa berpikir. Namun dalam kehidupan ada banyak orang yang telah dewasa namun tetap rugi dan dia tidak menyadari.

Pertanyaannya yang seperti apa orang yang rugi itu?

Orang yang rugi kalau, kita perhatikan dalam begitu banyak ayat Alquran adalah mereka yang mendapatkan nasehat kebenaran tetapi menolak atau bahkan bersikap sombong.

{ لَعَمۡرُكَ إِنَّهُمۡ لَفِي سَكۡرَتِهِمۡ يَعۡمَهُونَ }

(Allah berfirman), “Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam mabuk (kesesatan) mereka.” (Surat Al-Hijr: 72).

Mereka dalam ayat tersebut adalah kaum Nabi Luth yang merasa homo seksual adalah kewajaran. Mereka bahkan menentang dakwah Nabi Luth untuk kembali berpasangan secara benar, laki-laki perempuan.

Baca Juga: Mengenal Inti Dunia

Kata mabuk, menandakan bahwa kaum itu sudah kehilangan akal sehat. Semua tunduk pada pretensi hawa nafsu dan kebencian terhadap Nabi Luth.

Guntur

Dampak dari menolak kebenaran, terlebih diri mengetahui itu adalah kebenaran, sungguh sangat mengerikan.

{ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّيۡحَةُ مُشۡرِقِينَ }

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit” (Surat Al-Hijr: 73).

Jadi melalui sejarah yang Alquran rekam kita dapat memahami bahwa orang yang merugi adalah yang menolak kebenaran Islam, membenci dakwah padat iman dan tauhid yang benar, serta memperturutkan hawa nafsu.

Dunia sebenarnya adalah tempat manusia untuk memahami ayat-ayat Allah. Akan tetapi pada masa nabi dan rasul sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mereka yang menolak langsung Allah binasakan.

Pintar

Pertanyaannya adalah Apakah kaum Nabi Luth itu bodoh, kurang IQ, atau tidak memiliki kemampuan teknologi?

Rata-rata kaum yang menolak dakwah adalah mereka yang punya kemajuan dalam sektor kehidupan duniawi. Namun karena kondisi itulah mereka melihat bahwa tidak ada kampung akhirat.

Mereka hidup hanya berdasarkan persepsi semata. Bahkan mereka memandang memperturutkan hanafil adalah hal yang harus mendapatkan kebebasan.

Apabila cara berpikir seseorang itu ada pada diri seseorang, maka itulah orang yang rugi sedang dia tidak menyadari. Orang-orang seperti ini akan merasa selalu berbuat kebaikan padahal dia menebar kerusakan.

Diabolos

Dan, itu adalah kondisi yang Syamsuddin Arif sebut sebagai diabolos, yang artinya manusia dengan watak dan perilaku Iblis ataupun pengabdi Iblis (Lihat Islam dan Diabolisme Intelektual).

Baca Lagi: Apa Bentuk Jihad Kita?

Kita tahu, Iblis adalah makhluk yang Allah kutuk karena menolak perintah Tuhan sujud kepada Adam.

Jadi orang yang pasti rugi, ia tahu Islam jalan kebaikan, jalan kebenaran dan jalan keselamatan, namun ia menolak untuk percaya, kemudian patuh dan tunduk hanya kepada Allah Ta’ala.

Prof. Naquib Al-Attas mengatakan, “Knowledge and recognition should befollowed by acknowledgement and submission.”*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment