Home Artikel Ruang Gerak Anak
Ruang Gerak Anak

Ruang Gerak Anak

by Imam Nawawi

Ruang gerak anak merupakan satu konsep yang harus orang tua pahami ketika membersamai pertumbuhan anak.

Ruang dalam hal ini bukan saja soal space dalam realitas seperti ukuran tanah atau luas ruangan. Akan tetapi juga dalam aspek kognitif, psikologis bahkan spiritual.

Apabila kita mengamati dengan seksama, kadang kita menemukan bahwa anak kita lebih “memahami” satu konsep tentang Tuhan daripada kita sendiri.

Baca Juga: Rasulullah Senang Bermain dengan Anak-Anak

Seorang teman bercerita kepada saya bahwa suatu waktu anaknya mengatakan bahwa Allah itu adalah Tuhan yang tidak ada satupun bisa menandingi.

Ketika sang teman bertanya kepada anaknya itu ia menjawab bahwa kalau Allah yang menciptakan langit, bumi, hujan, gunung dan lautan, Apakah ada yang bisa menciptakan semua itu, selain Allah.

Bola Jadi itulah yang disebut dengan fitrah dalam diri manusia. Bawa pemahaman tentang Allah tidak saja monopoli orang tua. Akan tetapi itu bisa juga hadir di dalam hati dan kesadaran anak-anak.

Makna Menyayangi

Lantas Kita Harus berpikir Mengapa Allah mendorong kita untuk menyayangi anak-anak.

Kata menyayangi tentu erat kaitannya dengan menjaga, memelihara dan menumbuhkembangkan. Ruang yang paling penting untuk penjagaan adalah ruang kognitif dan spiritual.

Hal ini karena ruang fisik dan psikomotorik cenderung setiap anak memang memiliki kesukaan pada level masing-masing. Terlebih ketika anak memang sedang belajar berjalan, naik sepeda bahkan berenang.

Jadi menyayangi dalam hal ini adalah memberikan ruang kepada anak untuk lebih menajamkan sisi psikologi yang erat kaitannya dengan intelektual dan spiritual.

Oleh karena itu pesan Luqman kepada putranya adalah tentang bagaimana menjaga salat dan tidak mempersekutukan Allah.

Saat ini sepertinya lebih banyak orang tua khawatir tentang ekonomi masa depan anaknya. Tetapi lupa untuk mengokohkan iman Islam di dalam dadanya.

Mungkin orang yang hari ini anaknya telah dewasa memiliki jabatan bahkan berpredikat profesor sangat menyesal ketika anaknya secara ekonomi bagus namun ternyata ia menjelma sebagai seorang koruptor.

Doa

dan satu ruang yang sangat anak butuhkan dari kedua orang tuanya adalah tentang doa.

Perkara ini sangat penting bahkan strategis. Sekelas Nabi Ibrahim saja yang jelas-jelas dirinya adalah seorang nabi tidak pernah berhenti mendoakan agar Sang putra betul-betul menjadi pribadi yang sholeh.

Ruang yang menjadi hak anak dari orang tua ini harus betul-betul kita pahami. Sehingga kita tidak menjadi orang yang semata-mata mengandalkan sekolah atau bahkan uang yang kita miliki untuk masa depan anak kita terlebih ketika urusan itu adalah berkaitan dengan dunia dan juga akhirat.

Baca Lagi: Yang Membahagiakan

Lihatlah hari ini bagaimana anak-anak yang tumbuh menjadi dewasa dan memiliki jabatan bahkan mereka bisa sekolah ke luar negeri tetapi menjelma sebagai predator rakyat yang kebijakan-kebijakannya tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

Sekali lagi mungkin yang paling bisa mengubah kondisi hari ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang adalah kita semua para orang tua yang Allah berikan amanah untuk memelihara anak.

Jadi sayangilah anak untuk menjadi pribadi yang sholeh, tempa mereka dengan beragam tantangan. Dan, sempurnakan melalui doa-doa yang pasti Allah kabulkan, insya Allah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment