Aksi Ronaldo menyingkirkan dua botol Coca-cola masih terus menyedot perhatian dan ulasan lanjutan. Di antaranya kemungkinan bintang Portugal itu menerima hukuman dari UEFA.
Baca Juga: Mental Portugal di Euro 2020
CNN mengabarkan, aksi Ronaldo itu dapat mengundang hukuman karena Coca-cola merupakan sponsor Euro 2020. Sekalipun belum ada pernyataan resmi akan hal itu.
Coca-cola memang aktif hadir dalam even-even olahraga. Wajar jika pada Euro 2020 ini Coca-cola juga hadir sebagai salah satu sponsor.
Dan, fenomena Ronaldo menyingkirkan dua botol Coca-cola ini memang luar biasa, karena selain menarik perhatian, tindakan itu membuat Coca-cola menerima imbas serius. Yakni berupa kerugian hingga Rp. 57 Triliun.
Keadilan

Apbila nanti benar Ronaldo mendapat hukuman atas tindakannya itu, berarti aksi itu pelanggaran.
Namun, benarkah aksi itu sebuah pelanggaran?
Ini yang publik akan semakin bertanya, mengapa Ronaldo melanggar dan layakkah secara kemanusiaan aksi itu mengundang hukuman?
Atau lebih jauh, hukuman itu hanya kepada Ronaldo atau juga kepada tim, dalam hal ini Portugal, juga belum ada narasi yang menjelaskan hal tersebut.
Namun, dari sisi kemanusiaannya, aksi Ronaldo bisa orang terima secara akal sehat. Bahwa ia melakukan itu hanya untuk menegaskan ia bukanlah pemikmat minuman berkarbonasi. Ia hanya memilih untuk meminum air mineral.
Apakah tindakan itu salah? Bagaimanakah kemudian posisi dari sikap saling menghargai dalam hal ini?
Kita tunggu saja bagaimana selanjutnya. Yang pasti, publik akan memiliki takaran perihal keadilan akan apa yang terjadi ini.
Kesehatan
Meningat olahraga identik dengan kesehatan, idealnya segala hal yang meliputi, benar-benar mendukung, sejalan atau relevan dengan pesan dan dorongan hidup berperilaku sehat.
Baca Juga: Coca-cola Dikabarkan Rugi Rp 57 Triliun Usai “Disingkirkan” Ronaldo
Namun dalam dunia komersial, semua orang tahu, dukungan finansial itu dibutuhkan untuk suksesnya sebuah gelaran.
Akan tetapi, dunia terus berputar, waktu bergulir, ada masa dimana orang akan berani menampilkan apa yang baik bagi dirinya dan dirasa bermanfaat bagi orang untuk kemudian ditunjukkan.
Meski demikian, kejadian ini akan memberikan arah ke depan, bagaimana sebenarnya komitmen ajang olahraga mendorong publik berperilaku sehat. Terlebih di masa pandemi, kesehatan bukan saja terancam oleh pola hidup dan pola makan, tetapi juga virus yang benar-benar membahayakan jiwa.*