Home Opini Rishi Sunak dan Pemilu Indonesia
Rishi Sunak dan Pemilu Indonesia

Rishi Sunak dan Pemilu Indonesia

by Imam Nawawi

Saya rasa sangat relevan jika nama Rishi Sunak kita korelasikan dengan Pemilu 2024 nanti di Indonesia.

Pertama, Rishi Sunak adalah keturunan India dengan keyakinan Hindu. Hal itu tidak membuat warga Inggris menolak, hanya karena Sunak bukan “asli” Inggris.

Jadi wajar kalau kita belum menemukan perseteruan media atau media sosial Inggris, yang meruncingkan perbedaan India dan Inggris, sebagaimana Indonesia Arab, Islam, dan Nusantara.

Baca Juga: Mungkinkah 2024 Tampil Presiden Muda di Indonesia?

Bisa jadi karena warga Inggris tidak merasa perlu menyoal siapa Sunak. Tetapi lebih menunggu, apa aksi Sunak untuk menyelamatkan perekonomian Inggris.

Kedua, Sunak sendiri menyadari bahwa kedudukan sebagai perdana menteri saat usianya baru 42 tahun sebagai amanah besar. Ia pun menyampaikan ke publik Inggris, bahwa dirinya tidak akan mengubah perekonomian Inggris dengan kata-kata, tetapi action (tindakan).

Substansi

Dari Sunak di Inggris kita bisa belajar, bahwa pemimpin muda bagaimanapun akan menjadi tumpuan harapan. Dan, Sunak akan membuktikannya, apakah ia mampu atau tidak.

Lebih jauh sisi usia muda memang lebih siap “bertarung” menghadapi tantangan. Psikologi kaum muda bukan pencari zona nyaman, tetapi bagaimana menaklukkan tantangan. Sunak, tampaknya akan melakukan itu.

Sebab tidak mudah bagi orang berwarna (person of color) bisa menjadi seorang perdana menteri, Sunak telah memecahkan rekor itu.

Jika tidak karena ketajaman pikiran parlemen dan warga Inggris yang mampu berpikir secara substantif, mungkin Sunak tak akan pernah dikenal orang Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Nah, Indonesia sangat menarik kalau warga negara, politisi dan elit, mampu menghadirkan satu proses-proses demokrasi yang substantif.

Jadi, kita tidak perlu “berseteru” dengan bangsa sendiri untuk hal-hal yang fiktif.

Misalnya, ungkapan kadal gurun (kadrun). Cek saja, apakah yang punya gurun hanya negara Arab? Bukankah gurun ada juga di China bahkan Spanyol?

Artinya dari dimensi geografi, ungkapan itu sudah tertolak, apalagi sampai kepada tahapan cara berpikir.

Ambil Keputusan

Pergantian Perdana Menteri Inggris dari Truzz ke Sunak menarik kita cermati. Pemerintah Inggris tiak pernah mengatakan bahwa 2023 gelap, lalu bersuara lantang bahwa pemilu (pergantian pemimpin secara konstitusional) harus ditunda.

Hadapi saja masalah yang menghadang dengan ksatria. Kalau tidak mampu, mundur, apalagi sampai salah ambil kebijakan, segera mundur. Seperti yang Elizabeth Truss lakukan.

Nah, sekarang kalau kita tarik kedudukan Inggris dengan Indonesia bahkan hampir banyak negara dunia, posisinya sama, harus menang dari sisi ekonomi.

Baca Lagi: Anak Muda Harus Siap Memimpin

Kalau seperti itu, maka harusnya Indonesia segera mengambil keputusan penguatan ekonomi nasional, bukan hambur-hambur anggaran untuk proyek yang sebenarnya selain bisa ditunda, juga tidak begitu penting bagi hajat hidup orang banyak.

Sikap kepemimpinan seperti itu yang setiap warga Indonesia menantikan hadir di negeri ini.

Tetapi entah kapan, mentalitas seperti Truss itu hadir di negeri ini?*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment