Reshuffle kabinet yang Presiden Jokowi lakukan (15/6/22) apakah akan berdampak terhadap nasib rakyat?
Sederhana saja kita melihatnya. Awal Juni 2022 harga bahan pokok merangkak naik. Sebut saja cabai merah.
Hasil reshuffle adalah sosok baru untuk dunia perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan.
Ada yang optimis melihat Zulhas naik sebagai menteri perdagangan. Alasannya seperti biasa, punya backgroud yang mumpuni.
Baca Juga: Desain Politik 2024
Tetapi sebenarnya lebih dari apapun apakah menteri yang baru ini dapat mendongkrak kinerja kabinet Jokowi pada sisa waktu berkuasa yang ada?
Janji Menteri ATR
Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tajhjanto langsung tancap gas. Ia mengatakan bahwa akan segera ke lapangan dan menyelesaikan berbagai permasalahan tanah yang ada.
“Jadi yang akan kita terus laksanakan masalah sertifikat tanah yang sudah dilaksanakan Pak Sofjan Djalil yang saat ini sudah mencapai 80 juta. Targetnya 126 juga itu akan kita selesaikan,” ujarnya seperti rilis CNBC.
Kalau kita cermati jelas, menteri yang baru ini akan melanjutkan apa yang menjadi agenda menteri sebelumnya.
Apakah itu hal yang bagus atau tidak?
Kalau memang targetnya “hanya” melanjutkan, lalu apa perlunya reshuffle?
Mari Kita Lihat
Reshuffle kali ini tampak seperti lebih mengedepankan aspek politik. Meski fakta untuk sisi perdagangan di Indonesia, menteri sebelumnya kerap dapat sorotan sejak harga minyak goreng meroket.
Hadirnya Zulhas jadikan Jokowi kian akomodatif kepada partai politik pendukungnya. Itu berarti alasan substansi dari reshuffle masih menantikan satu bukti, apakah ini demi rakyat atau kah benar murni politik.
Dalam tinjauan politik reshuffle ini sangat penting bagi Presiden Jokowi. Namun bagi rakyat belum banyak pengamat yang melihat reshuffle mengarah ke upaya itu.
Aspirasi Wajar
Jika masyarakat berharap reshuffle mengarah pada perubahan nasib rakyat itu adalah aspirasi yang wajar.
Terlebih reshuffle memang hak prerogratif presiden yang semestinya dengan membawa mandat rakyat benar-benar digunakan untuk memperjuangkan nasib rakyat.
Tetapi kalau melihat siapa yang mengganti pada posisi kementerian yang telah media kabarkan, tampaknya Presiden Jokowi harus lebih ekstra mengarahkan kabinetnya bisa bekerja lebih serius hadirkan kesejahteraan rakyat.
Baca Lagi: Muhasabah Politik Umat
Jika reshuffle yang ada tidak dilandasi kesadaran yang demikian, maka sebenarnya (bisa kita asumsikan demikian) nasib rakyat memang tidak ada hubungannya dengan reshuffle kabinet.
Seperti fakta selama ini, rakyat harus memperjuangkan nasibnya sendiri.
Jangan terlalu heboh dengan berita reshuffle, apalagi sibuk memperbincangkan janji-janji mereka yang punya posisi tinggi.
Akan tetapi kita harus tetap bijaksana, berikan kesempatan kepada dua menteri baru bekerja. Semoga mereka bisa memperjuangkan nasib rakyat Indonesia.*