Perusahaan keuangan AS Bloomberg sebutkan 15 negara potensial mengalami resesi. Indonesia berada pada nomer urut ke 14 setelah Filipina.
Resesi adalah masa saat terjadi penurunan roda perekonomian yakni melemahnya produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut.
Selain itu juga terjadi kenaikan angka pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur dalam waktu yang panjang.
Indonesia pernah mengalami resei pada tahun 1998.
Baca Juga: Penguatan Ekonomi Kota-Desa
“Dampak kepada perekonomian Indonesia pada resesi global diperkirakan tidak separah 2020 ataupun 1998 seiring dengan kondisi ekonomi riil yang masih relatif stabil sejauh ini,” ujar Josua Pardede, Ekonom Bank Permata seperti rilis media.
Pendek kata, resesi ekonomi adalah terjadinya pelambatan atau kontraksi besar dalam kegiatan ekonomi.
Ryan Kiryanto dalam opini Republika (14/7/22) mengatakan perlu racikan kebijakan yang tepat mulai dari moneter, fiskal dan keuangan, sehingga inflasi dapat terkendali.
Kondisi Lapangan
Republika (15/7/22) melaporkan bahwa kenaikan harga bahan pokok karena adanya kenaikan harga pupuk, sewa lahan, pestisida dan pakan ternak.
Harga cabai merah di Pasar Cikurubuk, Kota TAsikmalaya, Jawa Barat mencapai Rp. 100 ribu per kg.
Menurut seorang petani, masih laporan Republika, naiknya harga cabai karena banyak petani gagal panen. Hal ini karena hujan masih sering turun di Tasikmalaya.
Pengendalian
Ancaman resesi ini juga telah menjadi kewaspadaan pemerintah. Dalam hal ini Menteri Keuangan, Sri Mulyani telah menyatakan bahwa pemerintah dalam posisi waspada.
Langkah yang amat mendesak sekarang adalah bagaimana upaya pengendalian agar resesi kalau pun terjadi tidak sampai membuat semua sektor lumpuh, terutama sektor ekonomi.
Oleh karena itu langkah penting dari beragam kemungkinan intervensi pemerintah sangat penting. Menunda kenaikan BBM adalah opsi paling mungkin. Sebab kalau dalam situasi sekarang BBM misalnya naik, maka inflasi akan kian menjadi.
Lebih jauh, intervensi jangka panjang yang tidak menabrak regulasi yang berlaku juga harus ready.
Seperti bagaimana langkah membantu petani tidak kekurangan stok pupuk, atau pupuk yang tetap dapat petani jangkau dari sisi harga.
Baca Lagi: Islam dan Gerak Ekonomi Indonesia
Sembari pengembangan teknologi pertanian juga harus terus ditingkatkan.
Namun, pada akhirnya kita semua tidak bisa lepas dari kehendak Tuhan. Tuhan yang menentukan segalanya. Tugas manusia berusaha agar Tuhan iba, cinta dan ridha, sehingga kita bisa menjawab tantangan resesi yang telah mengancam ini.*