Home cerita Rejuvenasi Langkah Pasti
Rejuvenasi

Rejuvenasi Langkah Pasti

by Imam Nawawi

“Kamu tahu kenapa rejuvenasi itu harus jadi langkah pasti. Mengapa rejuvenasi sangat berarti,” begitu Adam bertanya kepada Ariyan saat keduanya baru saja menyeruput secangkir kopi di sebuah cafe di bilangan Jakarta Selatan.

Ariyan agak terkejut, tak menduga temannya yang biasanya bercanda dan bertanya santai langsung menembakkan pertanyaan yang terrajut serius.

Adam tak segera meletakkan cangkir kopinya. Menunggu Ariyan segera melepaskan jawaban.

“Otak manusia itu terus menyusut, bro. Kalau gak dirawat orang bisa jadi penghasut, atau suka mengusut hal-hal yang tak patut,” jawab Ariyan membuat Adam semakin penasaran.

“Maksud?”

“Jadi, ketika manusia masuk umur 30 tahun, otaknya akan mulai menyusut. Semakin usia bertambah, pengecilan otak berlangsung semakin cepat. Jadi, kemampuan kognitif pasti menurun, keterampilan berpikirnya juga begitu. Lebih jauh orang mulai lemah ingatannya. Pernahkan kamu mencari-cari sisir rambut yang sebenarnya ada di kantong kiri celana panjangmu,” Ariyan menguraikan lebih panjang.

Adam mengangguk perlahan tanda menerima tilikan Ariyan. Ariyan memang dalam kalau menggali pemikiran.

Maka Adam senang duduk dengannya. Adam pernah berkata, “Kata-kata Ariyan selalu mengundang kejutan, sekaligus gugahan.”

Untuk itu, Adam suka memancing dengan mentautkan kalimat Ariyan dengan tokoh publik yang disukai banyak kalangan.

“Menarik bro, ya. Apalagi tadi ada dua kali kata ‘jadi’ disebut. Sudah bergaya Rocky Gerung ini,” kata Adam yang disusul tawa renyah Ariyan.

Perkuat Bacaan

Langkah terbaik untuk menyelamatkan penurunan fungsi kognitif, mau tidak mau harus tekun membaca.

“Ingat dan perhatikan, itulah hikmah Allah meminta kita membaca ketika sejarah Alquran pertama kali dimulai kepada Nabi Muhammad SAW,” tegas Ariyan.

Ariyan kemudian melanjutkan bahwa membaca itu langkah dasar.

“Selanjutnya kita harus juga bergerak, mengedepankan fisik aktif, menjalin hubungan sosial yang bermakna dan mulai menerapkan pola hidup sehat,” sambungnya.

Baca Juga: Inilah Pondasi Membangun Masa Depan

Adam yang menyimak dengan tenang, terus memerhatikan dengan tak berhenti nyeruput kopi.

“Oya, aku kemarin ikut lari, acara Runmadhan BMH. Enak bro. Betul-betul, jangan pasif,” kata Adam sembari menepuk bahu kiri Ariyan.

“Itu bagus, tapi lari kaki perlu kita imbangi dengan lari pemikiran,” timpal Ariyan yang mengundang tawa keduanya.

Urgensi Rejuvenasi

Melihat Ariyan dan Adam tertawa bersama, Johan yang datang terlambat penasaran.

“Wah, seru ini tampaknya,” katanya sambil menyalami kedua temannya itu.

Setelah Ariyan menjelaskan bahwa mereka bicara rejuvenasi. Johan langsung tersenyum.

Johan yang merupakan mahasiswa berprestasi itu kemudian mengeluarkan sebuah buku.

“Ini, baca, kalau ingin tahu apa itu rejuvenasi. Ringkasnya rejuvenasi itu meremajakan, memperbarui. Nah, dengan langkah memperbarui struktur dan proses, organisasi dapat lebih cepat menanggapi perubahan lingkungan—baik itu dari segi teknologi, tren pasar, maupun kebutuhan konsumen. Ini memastikan organisasi tetap relevan dan mampu bersaing. Tapi kalau kita tarik dalam diri pribadi, rejuvenasi itu meremajakan kemauan kita tak berhenti belajar,” urai Johan.

“Sudah diskusinya. Kita kan mau makan sekarang,” kata Johan yang direspon anggukan kedua temannya.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment