Bermain dengan anak-anak kadang tidak sempat orangtua melakukannya. Apalagi kala sibuk bekerja. Tapi, Rasulullah SAW yang super sibuk pernah dan senang bermain dengan anak-anak.
Abu Ya’la meriwayatkan bahwa Umar bin Khathab ra berkata. “Aku melihat Hasan ra dan Husain ra menindih leher Rasulullah SAW.
Aku katakan, ‘Sebaik-baik kuda adalah tunggangan kalian berdua.’
Baca Juga: 3 Langkah Jadi Pemenang
Rasulullah SAW menjawab, ‘Dan sebaik-baik penunggang kuda adalah mereka berdua (Hasan dan Husain).”
Kisah itu ada dalam buku Allah SWT dan Ar-Rasul SAW karya Said Hawwa.
Menghargai Anak-Anak
Dalam satu riwayat lain Rasulullah SAW sangat menghargai anak-anak. Termasuk kala sedang sholat.
Ath-Thabrani mengeluarkan dari Al-Barra bin Azib.
“Pernah terjadi Rasulullah SAW sedang shalat. Llau datanglah Hasan dan Husain. Lalu menaiki punggung beliau SAW.
Jika beliau mengangkat kepalanya tangan beliau memeganginya, atau memegangi keduanya. Beliau SAW bersabda, “Sebaik-baik tunggangan adalah tunggangan kalian berdua.”
Artinya Rasulullah SAW menghargai perasaan anak-anak.
Tidak kemudian membentak, marah dan menghukum kala anak-anak melakukan hal itu meski beliau SAW sedang shalat.
Suatu waktu Ath-Thabrani juga meriwayatkan bahwa pernah Rasulullah membuka tangan lebar-lebar sedang Hasan dan Husain sedang bermain langsung berhambur kepada Nabi.
Rasulullah SAW kemudian memeluk Hasan dan Husain lalu menggelitik Husain hingga tertawa.
Sikap Kita Kepada Anak
Terkadang kita lupa kepada teladan Nabi SAW. Dalam sehari kalau mau dihitung rasanya tidak sedikit kita memarahi anak-anak.
Entah karena anak-anak tidak mendengar, tidak sesuai harapan, atau mungkin karena bermain-main.
Padahal, salah satu sifat anak-anak adalah senang bermain.
Baca Juga: Subhanallah Ini Pikiran Anak Kelas 3 SD, Keren
Bermain bagi anak sarana berlatih meningkatkan rasa percaya diri. Karena ada interaksi dan dorongan melatih skill fisik, sosial dan tentu saja emosional serta intelektual.
Lebih jauh, bermain bagi anak dapat membangun imajinasi, sehingga mereka punya visi dan terhindar dari stress karena diam tanpa gerak dan interaksi.
Kini kita harus kembali belajar sebagai orangtua untuk lebih bijaksana dalam mendidik anak, utamanya mengikuti apa yang telah Nabi SAW teladankan kepada kita semua.*