Rasio dan kearifan budi merupakan dua hal yang saling berkaitan, namun juga memiliki perbedaan yang mendasar. Rasio bicara tentang kemampuan berpikir secara logis dan sistematis, sedangkan kearifan budi adalah kemampuan berpikir secara bijaksana dan penuh pertimbangan.
Peran rasio memiliki kedudukan penting dalam kemajuan teknologi. Dengan rasio, manusia mampu mengembangkan berbagai macam teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan. Namun, rasio juga memiliki keterbatasan. Rasio tidak mampu menjangkau nilai-nilai moral dan spiritual yang menjadi dasar kearifan budi dan sumber energi peradaban umat manusia.
Sebagai contoh, dengan rasio, manusia mampu mengembangkan senjata nuklir yang sangat dahsyat. Namun, senjata nuklir juga merupakan ancaman bagi umat manusia.
Bahkan konon, pencipta nuklir sendiri sangat takut kalau temuannya itu benar-benar digunakan untuk merusak suatu negeri.
Baca Juga: Rasio yang Melemahkan Optimisme
Oleh karena itu, rasio harus dibimbing oleh kearifan budi. Rasio yang terbimbing oleh kearifan budi akan mampu menghasilkan kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia, tanpa menimbulkan dampak negatif.
Pedoman
Kearifan budi sangat kita butuhkan karena hal itu yang dapat memberikan pedoman bagi penggunaan rasio. Sehingga rasio tidak menjadi penentu akhir.
Kearifan budi dapat memberikan pedoman bagi penggunaan rasio, sehingga seseorang mampu berpikir secara bijaksana dan penuh pertimbangan. Kearifan budi juga mengajarkan kita untuk menghargai nilai-nilai moral dan spiritual.
Dengan bimbingan kearifan budi, rasio akan mampu mendorong terciptanya kebaikan. Kita tahu rasio memang mampu menciptakan kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia, tanpa menimbulkan dampak negatif.
Jadi, rasio dan kearifan budi merupakan dua hal yang saling melengkapi. Rasio yang terbimbing oleh kearifan budi akan mampu menghasilkan kemajuan yang bermanfaat bagi umat manusia.
Rasio dalam Alquran
Alquran juga berbicara tentang rasio. Dan, dalam Alquran rasio punya tugas yang jelas. Yakni bagaimana memahami ayat-ayat Allah.
Baca Lagi: Lelah itu Perlu
Dengan pemahaman itu kemudian manusia menjadi sadar akan kekuasaan Allah. Hatinya pun terbuka untuk menerima kebenaran Islam. Nah, situasi seperti itulah yang harus kita miliki agar hidup bahagia dengan cahaya Alquran.*