Home Artikel Rasanya Tak Mau Berpisah
Berpisah

Rasanya Tak Mau Berpisah

by Imam Nawawi

Sifat dasar manusia senang pada kebaikan. Ingin terus bersama dalam kebaikan. Fenomena itu masih bisa kita saksikan. Asal sedikit mau meluangkan waktu merenung. Kita pasti bisa melihat langsung. Yakni ketika keluarga besar bertemu lalu tiba masa berpisah. Siapa yang paling tidak mau berpisah? Mereka yang masih anak-anak. Betul, ya?

Pemandangan itulah yang kutemukan. Saat saya dan keluarga akan meninggalkan tempat saudara. Anak yang masih usia TK yang “protes”. Ia mengatakan, “Jangan pulang”. Kemudian ia juga berkata, “Saya mau ikut”.

Secara empiris, anak itu merasa kalau eksistensinya begitu berharga. Bibi, Uwak, kakak dan adik semua hadir. Memberi sapaan dan pelukan hangat. Hal itu sangat berperan dalam tumbuh kembang sang anak. Ia merasa dekat, ia merasa sangat bahagia. Punya banyak saudara yang mencintai dan menghargainya.

Kehangatan yang Tidak Ingin Cepat Usai

Kebersamaan, jika benar-benar tulus, akan selalu meninggalkan rasa rindu, bahkan sebelum berpisah.

Kita bisa melihatnya dari cara anak-anak bersikap. Mereka jujur dalam mengekspresikan perasaan. Saat suasana hangat, penuh perhatian, dan berhambur kasih sayang, mereka akan sulit melepaskannya.

Anak usia TK belum paham soal waktu dan kewajiban, tapi ia tahu soal rasa. Ia tahu kapan ia bahagia. Maka ketika semua orang yang ia cintai ada dalam satu ruangan, ia merasa itu sempurna. Dan ia ingin itu bertahan lebih lama.

Pernyataan “jangan pulang” terdengar sederhana. Tapi itu teriakan jujur dari hati yang sedang merasa lengkap.

Sebab, bagi anak-anak, cinta bukan teori. Cinta adalah kehadiran nyata, pelukan hangat, dan senyuman yang tak mungkin hasil kamuflase.

Kita yang dewasa mungkin terlalu sibuk menyembunyikan rasa. Tapi anak-anak mengajarkan bahwa kebaikan membuat seseorang ingin tinggal lebih lama.

Mereka tidak ingin berpisah bukan karena takut, tapi karena sedang bahagia dan merasa jiwanya memeluk cinta.

Kita Semua Butuh Rasa Dihargai

Anak-anak tidak punya beban citra diri. Mereka merasa pantas untuk disambut dan dipeluk. Dan ketika itu benar-benar terjadi, mereka menyerapnya penuh.

Rasa dihargai itu membekas, bahkan bisa memengaruhi cara mereka melihat dunia.

Kita yang dewasa, diam-diam juga butuh hal yang sama. Butuh disambut, butuh dilihat, butuh merasa diinginkan dalam kebersamaan.

Tapi sering kali gengsi menahan kita untuk mengakuinya. Kita menahan diri, pura-pura kuat, padahal rindu suasana hangat seperti masa kecil.

Dalam pertemuan keluarga, suasana itu kadang muncul tanpa ada rancangan dari siapapun. Kita kembali menjadi diri sendiri, lepas dari atribut sosial.

Pada saat itu, kita saling menyapa dengan nama kecil, tertawa tanpa syarat, dan memberi tanpa hitung-hitungan.

Ketika semua itu hadir, tak heran kalau kita—seperti anak-anak—juga sebenarnya tak mau cepat-cepat berpisah. Sebab kehangatan dan penghargaan bukan hanya kebutuhan anak. Itu kebutuhan manusia, sampai kapan pun usianya.

Menjaga yang Bermakna

Kadang hidup terlalu sibuk menawarkan yang baru, sampai kita lupa menjaga yang bermakna. Padahal momen seperti pelukan keluarga, tawa sederhana, dan makan bersama adalah hal yang paling sulit diganti.

Apa yang membuat anak kecil menangis saat perpisahan adalah hal yang sama yang membuat hati kita terasa hangat saat mengingat masa lalu.

Ada cinta yang hadir tanpa syarat. Ada penerimaan yang tak menuntut balasan.

Kita perlu mengingat bahwa waktu tak pernah menunggu. Kebersamaan yang kita miliki hari ini bisa jadi kenangan paling indah esok hari. Maka jangan buru-buru pergi. Jangan cepat-cepat berpaling. Setiaknya kita tetap saling peluk dalam doa dan harapan.

Karena jika anak-anak mengajarkan kita satu hal, itu adalah: kalau suasana penuh cinta itu ada, siapa pun pasti tak ingin berpisah.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

2 comments

Zahra April 5, 2025 - 09:52

“kalau suasana penuh cinta itu ada, siapa pun pasti tak ingin berpisah” MasyaAllah betul sekali jika suatu momen diiringi dengan cinta dan kasih sayang pasti sangat sulit untuk berpisah, hati pun terasa berat untuk menahan rindu apalagi kepada saudara tercinta.
artikel nya sangat bagus, dan mudah dipahami

Reply
Zahra April 5, 2025 - 09:56

MasyaAllah betul sekali jika suatu momen diiringi dengan cinta dan kasih sayang pasti sangat sulit untuk berpisah, hati pun terasa berat untuk menahan rindu apalagi kepada saudara tercinta.
artikel nya sangat bagus, dan mudah dipahami

Reply

Leave a Comment